Potensi kekeringan di NTT terus meluas

id kekeringan

Potensi kekeringan di NTT terus meluas

Seorang ibu sedang mengambil air dari lubang yang digali sambil menggendong anaknya, Selasa (16/7/2019). (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kupang mencatat, potensi kekeringan yang melanda wilayah-wilayah di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meluas.
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kupang mencatat, potensi kekeringan yang melanda wilayah-wilayah di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meluas.

"Wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan di NTT saat ini terus meluas dari sebelumnya hanya 13 wilayah bertambah menjadi 32 wilayah, yang tersebar di sembilan kabupaten," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, Apolinaris Geru kepada ANTARA, Selasa (16/7), terkait potensi kekeringan di NTT.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada 13 wilayah yang tersebar di enam kabupaten yang berpotensi mengalami kekeringan.

"Jadi wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem bertambah dan jumlah kabupaten juga bertambah dari enam menjadi sembilan kabupaten," katanya.

Berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) dasarian I Juli 2019, Provinsi NTT, pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori panjang (21-30 hari) hingga kategori kekeringan ekstrem (>60 hari).

Wilayah-wilayah yang masuk kategori kekeringan ekstrem itu adalah sekitar Danga di Kabupaten Nagekeo, sekitar Nanganio di Kabupaten Ende. Wilayah sekitar Magepanda dan Waigate di Kabupaten Sikka, sekitar Konga di Kabupaten Flores Timur, sekitar Lewoleba, Wairiang, Waipukang dan Wulandoni di Kabupaten Lembata.
Salah seorang warga sedang memikul air untuk keperluan memasak dan kebutuhan hewan piaraannya. (ANTARA FOTO/Sutarmi)

Wilayah lain adalah sekitar Melolo, Temu/Kanatang, Lambanapu, Rambangaru, dan Kamanggih di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sabu Raijua di wilayah sekitar Daieko, Kabupaten Rote Ndao di sekitar wilayah Papela dan Busalangga.

Wilayah sekitar Stamet El Tari, Sikumana, Bakunase, Oepoi dan Mapoli) di Kota Kupang, wilayah sektar Oekabiti, Lelogama, Oenesu, Oelnasi dan Sulamu di Kabupaten Kupang, serta sekitar Atambua, Fatubenao, Fatukmetan, Wedomu dan Haekesak di Kabupaten Belu.

Menurut Apolinaris, hari tanpa hujan terpanjang dialami wilayah Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur (116 hari), Wairiang, Kabupaten Lembata (105 hari), dan Oepoi, Kota Kupang (100 hari).