Partai Gerindra berpeluang bergabung dalam koalisi 01
"Selama ini Gerindra berada di luar kekuasaan sebagai oposisi, maka dengan pertemuan ini, semakin memperkuat dugaan bahwa Gerindra akan bergabung dengan koalisi 01," kata Ahmad Atang.
Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang MSi mengatakan Prabowo dan Partai Gerindranya berpeluang untuk bergabung dalam koalisi 01.
"Selama ini Gerindra berada di luar kekuasaan sebagai oposisi, maka dengan pertemuan ini, semakin memperkuat dugaan bahwa Gerindra akan bergabung dengan koalisi 01," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Kamis (25/7) berkaitan pertemuan Megawati Soekarnoputri-Prabowo, di rumah pribadi Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (24/7).
Menurut dia, jika Partai Gerindra bergabung ke koalisi 01, maka Prabowo dan Partai Gerindra akan meninggalkan gerbong politik aliran keagamaan, yang selama dua kali pilpres menjadi basis dukungan untuk Prabowo namun selalu menuai kekalahan.
Atang berkata, Prabowo dan Partai Gerindra menyadari politik nasionalis yang selama ini melekat pada visi Partai Gerindra ternyata tidak mampu menyatu dengan politik aliran keagamaan untuk mengalahkan gerbong partai nasionalis.
Karena itu, mendekatnya Prabowo dan Partai Gerindra ke Megawati dan PDI Perjuangan semakin mempertegas pelemahan kekuatan politik partai berbasis agama Islam. "Selain berakhirnya hubungan kedua kekuatan yang selama pilpres mengusung gerakan perubahan," demikian Ahmad Atang.
Baca juga: Makna ganda pertemuan Megawati-Prabowo
Baca juga: Politik nasi goreng ala Megawati Soekarnoputri
"Selama ini Gerindra berada di luar kekuasaan sebagai oposisi, maka dengan pertemuan ini, semakin memperkuat dugaan bahwa Gerindra akan bergabung dengan koalisi 01," kata Ahmad Atang kepada ANTARA di Kupang, Kamis (25/7) berkaitan pertemuan Megawati Soekarnoputri-Prabowo, di rumah pribadi Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (24/7).
Menurut dia, jika Partai Gerindra bergabung ke koalisi 01, maka Prabowo dan Partai Gerindra akan meninggalkan gerbong politik aliran keagamaan, yang selama dua kali pilpres menjadi basis dukungan untuk Prabowo namun selalu menuai kekalahan.
Atang berkata, Prabowo dan Partai Gerindra menyadari politik nasionalis yang selama ini melekat pada visi Partai Gerindra ternyata tidak mampu menyatu dengan politik aliran keagamaan untuk mengalahkan gerbong partai nasionalis.
Karena itu, mendekatnya Prabowo dan Partai Gerindra ke Megawati dan PDI Perjuangan semakin mempertegas pelemahan kekuatan politik partai berbasis agama Islam. "Selain berakhirnya hubungan kedua kekuatan yang selama pilpres mengusung gerakan perubahan," demikian Ahmad Atang.
Baca juga: Makna ganda pertemuan Megawati-Prabowo
Baca juga: Politik nasi goreng ala Megawati Soekarnoputri