Artikel - Mengintip kamar selir sang raja di Istana Terlarang

id istana terlarang tiongkok

Artikel - Mengintip kamar selir sang raja di Istana Terlarang

Puluhan ribu orang memasuki Istana Terlarang. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

"Istana Terlarang" merupakan istana kerajaan selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, yang dikenal juga sebagai "Museum Istana".
Kupang (ANTARA) - Waktu menunjukkan pukul 09.45 Wita, sama dengan waktu di Kota Beijing, ibu kota Republik Rakyat Tiongkok (RRT), tetapi udara terasa panas karena matahari sudah beranjak tinggi.

Tampak ribuan orang sudah antre di luar pagar tembok setinggi sekitar sepuluh meter itu, untuk membeli tiket masuk ke Forbidden City atau Istana Terlarang.

Warga yang antre untuk masuk ke Istana Terlarang itu umumnya anak-anak yang datang dari berbagai daerah di Tiongkok, dengan membawa serta bendera masing-masing sebagai tanda pengenal.

ANTARA yang ikut dalam rombongan delegasi wartawan Indonesia asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali pun melebur bersama dalam kerumunan warga untuk masuk ke istana itu.
 
Ribuan pengunjung sedang antre untuk masuk ke Istana Terlarang. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)


Untuk masuk ke Istana Terlarang, para pengujung dapat melewati lima pintu gerbang, setelah melewati pemeriksaan yang cukup ketat oleh petugas keamanan.

Pemandu wisata Forbidden City, Zhai kepada delegasi wartawan Indonesia yang mengunjungi lokasi itu mengatakan, "Kota Terlarang Ungu" atau sering disebut dengan "Istana Terlarang", merupakan destinasi wisata yang paling menarik bagi wisatawan di Tiongkok.

Destinasi wisata yang terletak persis di jantung kota kuno Beijing ini, setiap hari selalu dikunjungi lebih dari 80.000 wisatawan, katanya.

Menurut dia, wisatawan yang mengunjungi istana itu umumnya adalah masyarakat Tiongkok, karena rasa cinta dan penghargaan mereka terhadap sejarah dan kebudayaan yang ditinggalkan para leluhur mereka.

"Istana Terlarang" merupakan istana kerajaan selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, yang dikenal juga sebagai "Museum Istana".

Lokasi ini memiliki luas sekitar 720,000 meter persegi. Pada areal ini terdapat 800 bangunan dan lebih dari 8.000 ruangan, termasuk kamar. Masing-masing istana terdiri atas lima pintu. Pintu utama, menurut legenda Tiongkok, hanya dilalui oleh Sang Raja.
Wisatawan mengunjungi salah satu bangunan bagian dari situs bersejarah Kota Terlarang atau Forbidden City di Beijing, Tiongkok, Sabtu (5/5). Forbidden City merupakan istana peninggalan kerajaan Dinasti Ming dan Dinasti Qing yang berada di pusat Kota Beijing dan menjadi tujuan wisata baik wisatawan domestik atau pun luar negeri ketika mengunjungi kota itu. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/18)
Warisan dunia
Kota Terlarang, oleh UNESCO disebut merupakan koleksi terbesar struktur kayu kuno di dunia, dan terdaftar sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987 sebagai "Istana Kerajaan Dinasti Ming dan Qing".

Lokasi istana kerajaan ini berada di utara dari lapangan Tiananmen, dan dapat diakses dari lapangan tersebut melalui Gerbang Tiananmen. Lokasi tersebut dikelilingi oleh suatu wilayah luas yang disebut Kota Kerajaan.

Pada bagian belakang bangunan ini dipagari oleh sungai selebar sekitar 20 meter. Walaupun tidak lagi ditempati oleh kalangan bangsawan, Kota Terlarang tetap merupakan simbol dari kekuasaan di Republik Rakyat Tiongkok.

Kondisi ini bisa dilihat dari gambarnya sendiri muncul pada lambang negara Republik Rakyat Tiongkok. Museum Istana ini merupakan salah satu lokasi yang paling menarik wisatawan di dunia, selain Tembok China, yang terletak sekitar 100 km dari Kota Beijing.

Zhai menambahkan, dari 800 bangunan yang ada dalam Istana Terlarang ini, bangunan yang paling menarik bagi para wisatawan adalah bangunan yang merupakan tempat atau kamar selir sang raja.

Kamar tidur ini dipisahkan oleh ruangan tempat tinggal raja. Di ruangan tersebut terdapat kursi raja berwarna agak kuning keemasan dengan ukiran naga.

Untuk melihat kursi tersebut pengunjung tidak bisa masuk, tetapi hanya bisa melihat dari jarak sekitar lima meter dari pintu. Dan tampak di depan pintu tersebut mènumpuk wisatawan untuk memotret kursi tersebut.

Di kamar tidur selir itu pula terdapat sebuah kumbang berbentuk apel, dan sebuah tempat tidur dengan sembilan selimut yang masih tersusun rapi.

Menurut pemandu, kumbang berbentuk apel yang berada di tengah ruang kamar tidur itu setiap hari selalu diisi apel, karena selir raja sangat menyukai wangi apel.

"Sementara sembilan selimut yang masih tersusun rapi di atas tempat tidur itu, dipercaya sebagai lambang keberuntungan," katanya menjelaskan.

Tak jauh dari kamar selir raja, terdapat pula satu ruangan khusus yang digunakan untuk menyimpan surat cinta raja kepada para selirnya.
Wisatawan berfoto dengan latar salah satu bangunan bagian dari situs bersejarah Kota Terlarang atau Forbidden City di Beijing, Tiongkok, Sabtu (5/5). Forbidden City merupakan istana peninggalan kerajaan Dinasti Ming dan Dinasti Qing yang berada di pusat Kota Beijing dan menjadi tujuan wisata baik wisatawan domestik atau pun luar negeri ketika mengunjungi kota itu. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/18)
Banyak nama
"Di sini tersimpan surat-surat raja yang menyampaikan perasaannya kepada para selir," kata Zhai yang diterjemahkan oleh Erika Gunawati dari Konsulat Jenderal RRT di Denpasar, Bali yang mendampingi delegasi wartawan.

Kota Terlarang ini memiliki banyak nama. Di Tiongkok, lokasi tersebut umum dikenal dengan nama Gu Gong, atau "bekas istana".

Nama yang sekarang dikenal secara umum sebagai "Kota Terlarang" merupakan terjemahan dari Zijin Cheng, yang berarti "Kota Terlarang Ungu".

Disebut "Kota Terlarang" karena sebelumnya, lokasi yang berada di Kota Beijing ini hanya boleh dikunjungi oleh keluarga kerajaan.

Beijing adalah ibu Kota Republik Rakyat Tiongkok, pusat politik dan pusat kebudayaan Tiongkok. Beijing merupakan kota kuno berpadu dengan kota moderen yang sangat terkenal di dunia.
 
Beijing terletak di daratan Tiongkok Utara dengan luas daerah 16.410,54 kilometer persegi, dan kota Beijing memiliki 16 distrik.

Suhu udara dan curah hujan tinggi saat musim panas, sangat dingin dan kering saat musim dingin.

Menurut data statistik, pada 2018 penduduk tetap kota Beijing mencapai 21.540.000 jiwa, dengan pendapatan rata-rata per kapita mencapai 62.361 Rmb (135 juta rupiah) per tahun, atau mengalami kenaikan sekitar 9.0 persen dari tahun sebelumnya.

Gross Domestic Product (GDP) tahun 2018 mencapai angka 30.320 milyar RMB atau 6,06 triliun rupiah, naik 6,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Beijing sudah bersejarah selama 3.000 tahun, dan menuju ibu kota negara selama 860 tahun lebih, dan merupakan kota dengan warisan sejarah terbanyak di dunia, dan merupakan salah satu dari delapan kota kuno terbesar di Tiongkok.

Beijing kaya akan sumber daya pariwisata, terutama dengan situs bersejarahnya antara lain adalah Great Wall, Forbiden City, Tample of Heaven, Summer Palace dan lainnya.

Pada tahun 2018 wisatawan lokal yang berkunjung mencapai 3,1 milyar orang, meningkat 4,6 persen dari tahun sebelumnya.

Melihat langsung
Pendapatan dari kunjungan wisatawan lokal adalah sebesar 5.556 milyar, meningkat 8,5 persen, dan jumlah wisatawan asing yang datang mencapai angka 4 juta, meningkat 2.0 persen dari tahun sebelumnya.

Delegasi wartawan Indonesia yang berjumlah 10 orang dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali yang dipimpin oleh Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra itu mengunjungi Tiongkok selama delapan hari difasilitasi oleh Konjen RRT di Bali.

Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Gou Haodong mengatakan, pengiriman delegasi wartawan ke Tiongkok untuk memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melihat langsung negara itu dengan mata, hati dan pikiran sendiri.*
Wisatawan mengunjungi salah satu bangunan bagian dari situs bersejarah Kota Terlarang atau Forbidden City di Beijing, Tiongkok, Sabtu (5/5). Forbidden City merupakan istana peninggalan kerajaan Dinasti Ming dan Dinasti Qing yang berada di pusat Kota Beijing dan menjadi tujuan wisata baik wisatawan domestik atau pun luar negeri ketika mengunjungi kota itu. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/18)