Deret hari kering di NTT lebih dari 60 hari

id kemarau

Deret hari kering di NTT lebih dari 60 hari

Anak-anak bermain di atas tanah empang yang mengering (ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/aww).

Data hari tanpa hujan (HTH) hingga update 31 Agustus 2019, menunjukkan bahwa daerah di NTT pada umumnya mengalami deret hari kering lebih dari 60 hari.
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewasdapai ancaman bencana kekeringan yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Saat ini 100 persen dari total Zona Musim di NTT masih berada dalam periode musim kemarau berdasarkan analisis hingga 31 Agustus 2019, sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru kepada ANTARA di Kupang, Selasa (3/9).

Dia menambahkan, data hari tanpa hujan (HTH) hingga update 31 Agustus 2019, menunjukkan bahwa daerah di NTT pada umumnya mengalami deret hari kering lebih dari 60 hari.
Seorang petani dalam ketakberdayaan menyaksikan tanaman padinya yang mengering akibat kemarau panjang. (ANTARA FOTO/Dok).

Selain itu, prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa daerah Nusa Tenggara Timur diprakirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mm/dasarian) dengan > 70 persen.

Kondisi ini, menurut dia, telah memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini. Mengenai potensi dan dampak, dia mengatakan, kondisi ini akan berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.

Selain berdampak pada pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih, dan meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran. Karena itu, diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan, katanya.*
Seorang nenek sedang melintas di atas tanah empang yang mengering. (ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/aww).