Kelangkaan premium di Sumba karena diborong pengecer

id pertamina

Kelangkaan premium di Sumba karena diborong pengecer

Branch Marketing Manager PT. Pertamina NTT, Mardian sedang memberikan penjelasan kepada wartawan. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, dalam beberapa hari terakhir ini karena diborong oleh pengecer.
Kupang (ANTARA) - Branch Marketing Manager PT. Pertamina Nusa Tenggara Timur, Mardian menyebutkan, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, dalam beberapa hari terakhir ini karena diborong oleh pengecer.

"Di Sumba yang saya tahu tidak ada kelangkaan BBM, BBM jenis pertalite stok banyak. Cuma memang premium diborong sama pengecer," kata Mardian di Kupang, Kamis (10/10), terkait kelangkaan BBM jenis premium di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya dalam beberapa hari terakhir ini.

Persediaan bahan bakar minyak (BBM), terutama bensin dan solar di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, dilaporkan sangat langka selama seminggu terakhir ini. Akibatnya, harga ditingkat pengecer menembus angka Rp50.000 per botol.

"Setahu kami tidak ada kelangkaan karena stok BBM cukup tersedia, tetapi yang terjadi saat ini karena premium diborong sama pengecer," ujarnya.

Baca juga: Pertamina siap penuhi kebutuhan sub penyalur BBM
Baca juga: Perbanyak SPBU untuk mendukung BBM satu harga


Dia mengemukakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada pemerintah daerah dan aparat untuk menindak oknum pengecer yang memborong premium.

Reggi Senjang Paramagarjita, Sales Branch Manager Rayon I Nusa Tenggara Timur secara terpisah mengatakan, laporan yang diterima dari SPBU di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya berbeda.

"Kalau untuk Sumba, informasi yang kami terima berbeda lagi dari SPBU. Disana, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya setiap bulan Oktober-Desember meningkat penyalurannya," lanjutnya.

Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh para oknum pengecer BBM untuk berkeliling ke SPBU, menyebabkan SPBU lebih cepat habis stock (khusus Premium), sehingga masyarakat terpaksa membeli di pengecer, tambahnya.

Para pemilik SPBU sudah mencoba berkoordinasi dengan aparat untuk dapat membantu penertibannya, katanya.

Baca juga: Stok BBM di NTT aman
Baca juga: Pasokan BBM di Pulau Sumba normal