Tambolaka, NTT (AntaraNews NTT) - Pertamina perlu memperbanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mendukung implementasi bahan bakar minyak (BBM) satu harga sesuai dengan kebijakan Presiden Joko Widodo.
"Tanpa memperbanyak SPBU, harga BBM tetap tinggi karena masyarakat harus membeli pada para pedagang pengecer yang memberlakukan harga jual sesuai dengan keinginan mereka," kata Moses Dhedo, salah seorang sopir angkutan umum kepada Antara di Pulau Sumba, Jumat (17/8).
Moses Dhedo yang ditemui di Desa Kabali Dana, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur itu mengatakan, di Kabupaten Sumba Barat Daya hanya ada tiga SPBU dan semuanya berada di kota.
Menurut dia, untuk mengisi BBM, masyarakat harus menunggu atau antre berjam-jam, sehingga sebagian besar warga memilih untuk membeli BBM dari tangan pengecer dengan harga yang lebih mahal.
"Kalau ada banyak SPBU, orang tentu akan memilih untuk membeli dari SPBU dengan harga sesuai yang ditetapkan pemerintah, ketimbang dari tangan pengecer yang biasanya menjual dengan harga Rp10.000 per liter atau Rp230.000 per jerigen berisikan 20 liter atau tergantung antrean di SPBU," katanya.
"Kalau antrean di SPBU itu terlihat panjang, maka para pengecer menetapkan harga lebih tinggi, karena pengecer tahu bahwa orang tidak ingin membuang waktu berjam-jam menunggu di SPBU," katanya.
Baca juga: Lembata juga mengeluh soal kelangkaan BBM
Sebagai sopir rental, katanya mencontohkan, tidak bisa menunggu berlama-lama karena harus melayani tamu.
Sementara sopir rental lain, Arnold Yapi Mesan mengaku heran, para pengecer dengan mudah mendapatkan BBM untuk dijual kembali kepada masyarakat luas.
"Kami harus antre berjam-jam untuk mendapat BBM, tetapi anehnya di sekitar SPBU ada puluhan pedagang pengecer yang menjual BBM dengan bebasnya," kata Arnol Yapi.
Pendapat hampir sama disampaikan Oktovianus Kamukaji, sopir rental yang mengatakan, jika pemerintah ingin melaksanakan BBM satu harga maka tidak ada pilihan lain kecuali memperbanyak SPBU.
"Kalau perlu, ada satu SPBU yang dibangun untuk melayani masyarakat dari beberapa kecamatan, sehingga masyarakat tidak perlu membeli BBM dari pengecer dengan harga yang lebih tinggi," kata Oktovianus.
Baca juga: Antrean Kendaraan di SPBU Batas Negara Berlanjut
Perbanyak SPBU untuk mendukung BBM satu harga
Sebuah kendaraan dari Timor Leste sedang mengisi bahan bakar minyak di sebuah SPBU di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/dok)
"Kami harus antre berjam-jam untuk mendapat BBM, tetapi anehnya di sekitar SPBU ada puluhan pedagang pengecer yang menjual BBM dengan bebasnya," kata Arnol Yapi.
