Radikalisme itu ancaman nyata

id radikal bom medan

Radikalisme itu ancaman nyata

Prof Dr Alo Liliweri MSi. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

"Selama ini kita selalu kuatir terhadap kelompok radikal, dan kini kita sedang berupaya dengan berbagai cara untuk mencegah berkembangnya radikalisme itu," kata Alo Liliweri.
Kupang (ANTARA) - Guru besar dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Dr Alo Liliweri MSi mengatakan radikalisme merupakan ancaman nyata bagi bangsa saat ini.

"Selama ini kita selalu kuatir terhadap kelompok radikal, dan kini kita sedang berupaya dengan berbagai cara untuk mencegah berkembangnya radikalisme itu," kata Alo Liliweri kepada ANTARA di Kupang, Senin (18/11).

Menurut dia, kelompok radikal itu sedang terus menerus membangun sel di negara ini. "Mereka memiliki jaringan, tetapi melakukan operasi secara tersembunyi," ujarnya.

"Kejadian bom bunuh diri di Medan menunjukkan bahwa ada kelompok radikal aktif yang berkembang di Indonesia," katanya menegaskan.

Kelompok ini secara aktif mencari momentum yang tepat untuk melakukan tuntutan kepada pemerintah. "Salah satu cara untuk menyampaikan tuntutan adalah melakukan bom bunuh diri," katanya.

"Jadi mereka aktif mencari momentum yang tepat, untuk melakukan tuntutan apa saja lewat salah satu cara bom bunuh diri," kata Prof Alo Liliweri.

Baca juga: Islam larang perbuatan membunuh sesama manusia
Baca juga: MUI kutuk serangan bom di Medan


Karena itu, depan seluruh anak bangsa harus secara terus menerus tanpa henti, mencegah berkembangnya kelompok radikal di negeri ini.

Seperti diketahui, Kepolisian Daerah Sumatera Utara hingga Senin telah menetapkan 23 orang sebagai tersangka terkait dengan bom bunuh diri Markas Komando Polres Kota Besar (Polrestabes) Medan.
 
Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan bahwa mereka saat ini berada di rutan Polda Sumut.
 
"Kemarin 18, sekarang ada tambah 5. Dari 5 tersangka 2 di antaranya menyerahkan diri tadi malam didampingi kepling Polsek Hamparan Perak," kata Kapolda di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan, Senin.
 
Dari hasil pengembangan yang dilakukan Densus 88 dan Polda Sumut terhadap lima tersangka, pihaknya mengamankan barang bukti berupa senjata rakitan, senapan angin, panah dan senjata tajam jenis sangkur.
 
Agus menyebutkan tim gabungan akan terus melakukan pengembangan untuk mencari orang-orang yang terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.

Baca juga: Jaringan pelaku bom Medan sudah diketahui
Baca juga: Bom bunuh diri di Polrestabes Medan, pembawa bom tewas