Kupang (ANTARA) - Kebakaran Agen Premium Minyak Solar (APMS) di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur beberapa hari lalu, tidak membuat pihak Pertamina stress, karena stok bahan bakar minyak (BBM) di salah satu pulau terdepan nusantara itu masih mencukupi.
Unit Manager Communication dan CSR - Marketing Operation Region V Jawa Timur, Rustam Aji kepada Antara di Kupang, Selasa (18/2) mengatakan stok BBM untuk Kabupaten Sabu Raijua saat ini masih tercatat sekitar 80.000 liter.
Stok tersebut terdiri dari 60.000 liter BBM jenis premium dan 20.000 liter BBM jenis solar. "Stok BBM sampai saat ini masih mencukupi meski ada satu unit APMS yang terbakar," kata Rustam Aji.
Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengakui bahwa wilayahnya saat ini sangat kekurangan BBM akibat terbakarnya sebuah APMS di Pulau Sabu yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia itu.
Kebakaran itu telah melenyapkan sebanyak 10 tangki BBM jenis premium, 70 drum pertalite, dan 25 drum pertamax yang merupakan jatah untuk Kabupaten Sabu Raijua.
Rustam Aji menambahkan, hingga 14 Februari 2020, masih ada stok BBM di SPBU 56.851.22, yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi terbakarnya APMS.
"Jadi masyarakat dapat memperoleh BBM di SPBU 56.851.22, yang berjarak sekitar dua kilometer saja dari lokasi APMS yang terbakar. Di SPBU itu masih ada stok BBM yang cukup memadai," katanya.
Selain itu, BBM jenis Premium dan Solar, Pertamina juga menyediakan produk Pertamax, Pertalite, dan Dexlite.
Menurut dia, kebutuhan BBM di Sabu Raijua untuk jenis premium rata-rata 8.000 liter per hari, dan solar 3.000 liter per hari. "Bagi kami tidak ada masalah soal BBM di wilayah Sabu Raijua," demikian Rustam Aji.
Stok BBM di Sabu Raijua sekitar 80.000 liter
Stok BBMÂ untuk Kabupaten Sabu Raijua saat ini masih tercatat sekitar 80.000 liter.