Kupang (ANTARA) - Pengamat politik segi tiga Indonesia-Timor Leste-Australia (S3-ITLA), Florencio Mario Vieira mengharapkan agar persoalan politik di dalam negeri Timor Leste dengan pengunduran diri PM Taur Matan Ruak, segera terselesaikan.
"Kita harapkan agar ada solusi yang baik dalam menyelesaikan persoalan politik di Timor Leste,. Jika kondisi politik tidak stabil, maka pemerintah tidak akan berjalan efektif dan membawa dampak buruk terhadap perekonomian di negara yang baru merdeka pada 2002 itu," kata Mario Viera kepada Antara di Kupang, Kamis (27/2).
Alumni John Hienz III, School of Public Policy and Management, Carnegie Mellon University, PA, USA mengemukakan pandangan tersebut, berkaitan dengan situasi politik di negara yang baru melepaskan diri dari NKRI melalui referendum pada September 1999 itu.
Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak dilaporkan telah mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Francisco Guterres setelah partai koalisi yang mendukungnya di parlemen bubar.
Baca juga: Kata Eurico Guterres, terlepasnya Timor Timur bukan salah Habibie
Baca juga: Pemerintah sebaiknya merelokasi warga eks Timor Timur
Matan Ruak, yang dikenal dengan sebutan Jose Maria de Vasconcelos, sempat menjabat sebagai Presiden Timor Leste ke-3 untuk periode 2012-2017. Satu tahun setelahnya, ia terpilih menjadi PM ke-7 di bawah pemerintahan Presiden Francisco Lu Olo Guterres pada 2018.
Saat mencalonkan diri sebagai PM, Taur tergabung dalam koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP) yang menguasai lebih dari setengah suara legislatif di parlemen.
Koalisi itu, di antaranya terdiri dari Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (Conselho Nacional de Reconstrução de Timor/CNRT) dan Partai Pembebasan Rakyat (PLP).
CNRTdidirikan oleh mantan Presiden Xanana Gusmão pada Maret 2007 dalam persiapan untuk menghadapi pemilu pada 2007 di negara bekas jajahan Portugis itu.
Baca juga: Gubernur NTT berikan perhatian bagi warga eks Timor Timur
Baca juga: Warga eks Timor Timur mohon bantuan Presiden
Dilaporkan pula bahwa hubungan antarpartai dalam koalisi tersebut mulai berjalan timpang, khususnya setelah rancangan anggaran negara yang diusulkan PM Taur Matan Ruak ditolak oleh parlemen.
Dalam sesi pengambilan keputusan, CNRT yang diharapkan bisa mendukung Taur, justru memilih abstain. Setelah kejadian itu, PM Taur Matan Ruak pada 21 Januari menegaskan bahwa koalisi AMP telah bubar.
Mario yang adalah WNI asal Timor Leste ini mengatakan, APBN tidak bisa dieksekusi karena banyak kepentingan elite politik yang berdampak luas terhadap rakyat kecil.
"Politik itu hanya alat, sedangkan tujuan negara adalah mengantarkan rakyatnya menjadi sejahtera. Karena itu, kita berharap agar persoalan politik di dalam negeri Timor Leste segera berakhir dan terselesaikan dengan baik," demikian Mario Vieira.
