Maumere, Kabupaten Sikka (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan hingga Kamis (12/3) malam pukul 19.00 wita jumlah korban meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah mencapai 39 orang.
"Korban yang meninggal akibat DBD di NTT sampai saat ini sudah mencapai 39 orang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTT David Mandala kepada ANTARA di Maumere, Kamis (12/3).
Jumlah kematian korban DBD itu dikumpulkan dari 22 kabupaten/kota yang terhitung sejak Januari hingga Maret.
Menurut dia, selain jumlah korban yang meninggal terus bertambah jumlah kasus DBD di NTT juga terus naik. Sampai dengan saat ini jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.284 kasus dibandingkan di hari sebelumnya hanya mencapai 3.222.
Baca juga: Serangan DBD di NTT capai 3.109 kasus, 37 meninggal
"Artinya terjadi kenaikan sebesar 62 kasus DBD di NTT plus satu kasus kematian, " tutur dia.
Lebih lanjut kata dia, dari 32 korban meninggal akibat DBD di NTT, penyumbang terbanyak adalah dari Kabupaten Sikka dengan jumlah korban meninggal mencapai 14 orang.
Sementara itu jumlah kasus DBD per Kamis (12/3) di Sikka, justru telah meningkat drastis menjadi 1.264 kasus di mana di hari yang sama pada pukul 15.00 wita hanya berada pada angka 1.255 kasus.
Urutan kedua ditempati oleh Kota Kupang dengan jumlah kasus mencapai 470 kasus dengan angka kematian mencapai 5 orang.
Posisi ketiga ditempati oleh Kabupaten Belu, dengan jumlah kasus mencapai 335 kasus dengan jumlah kasus mencapai empat orang. "Kalau untuk Belu ada penambahan korban DBD yang meninggal satu orang siang tadi, " tambah dia.
Dia mengatakan semakin meningkatnya jumlah pasien DBD yang meninggal di provinsi itu diakibatkan karena keterlambatan untuk membawa korban ke puskesmas atau RS agar bisa diperiksa.
Pemerintah provinsi juga sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kematian akibat DBD. Salah satu cara adalah mengirimkan sejumlah dokter spesialis ke sejumlah daerah yang terparah kasus DBDnya.
Bahkan saat ini khusus untuk Kabupaten Sikka saja mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat seperti dokter ahli dan perawat, katanya.
Dia menambahkan, masyarakat diminta agar tetap menjaga kebersihan lingkungan serta memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypty seperti pemberantasan sarang nyamuk.
Baca juga: Menteri Kesehatan jenguk pasien DBD di RSUD Johannes Kupang
Baca juga: Menteri Kesehatan kerahkan tim medis dari Jakarta tangani DBD di Sikka
Korban meninggal akibat DBD di NTT capai 39 orang
Jumlah kematian korban DBD itu dikumpulkan dari 22 kabupaten/kota yang terhitung sejak Januari hingga Maret.