Kematian babi akibat virus ASF capai 6.998 ekor

id NTT,Dinas Peternakan NTT,Kasus kematian babi,Virus ASF

Kematian babi akibat virus ASF capai 6.998 ekor

Seekor babi yang mati akibat virus ASF dibuang warga di sekitar tempat pembuangan sampah sementara di wilayah Penfui, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada akhir Februari 2020. (ANTARA/HO-Juventus Beribe)

Virus ASF memang masih menyerang ternak babi milik warga terutama Pulau Timor. Kami mencatat hingga kini kasus kematian mencapai 6.998 ekor

Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat kasus kematian ternak babi milik masyarakat di Pulau Timor hingga saat ini terus bertambah dengan jumlah mencapai 6.998 ekor akibat terserang virus African Swine Fever (ASF).

“Virus ASF memang masih menyerang ternak babi milik warga terutama Pulau Timor. Kami mencatat hingga kini kasus kematian mencapai 6.998 ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi, kepada wartawan di Kupang, Selasa (28/4).

Ia menjelaskan, jumlah babi yang mati ini bertambah dari sebelumnya pada pertengahan Maret lalu sekitar 4.888 ekor.

Baca juga: Terserang virus ASF, 4.888 ekor babi di Pulau Timor mati

Baca juga: Cegah virus ASF, Pasokan ternak babi dilarang masuk Flores Timur

 

Menurut Dani Suhadi, serangan virus ASF yang menyebabkan ribuan ekor babi mati itu terjadi pada semua wilayah di Pulau Timor yang dominan terjadi di Kabupaten Kupang.

“Kasus kematian ini tidak hanya melanda ternak babi milik warga tetapi juga di pusat pembibitan milik pemerintah,” katanya.

Menurutnya, ribuan kasus kematian babi tersebut menimbulkan keresahan bagi masyarakat atau peternak karena membuat mereka kehilangan sumber pendapatan untuk menunjang kebutuhan ekonomi rumah tangga.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya bersama DPRD provinsi setempat telah membahas upaya penanganan dampak ekonomi terkait serangan virus ASF ini terhadap para peternak.

“Kami sudah bahas bersama dewan, jadi ada realokasi anggaran yang dilakukan dan itu diharapkan tidak keluar dari upaya penanganan keluarga peternak yang terdampak ASF,” katanya.

Dani Suhadi menambahkan, realokasi anggaran ini juga terintegrasi dengan bantuan untuk keluarga peternak yang terdampak dari serangan wabah COVID-19.