Ombudsman minta pemerintah awasi ketat ribuan PMI NTT yang pulang

id NTT,Ombudsman NTT,PMI NTT,Ribuan PMI NTT dipulangkan,Dampak COVID-19

Ombudsman minta pemerintah awasi ketat ribuan PMI NTT yang pulang

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Nusa Tenggara Timur Darius Beda Daton. ANTARA/Aloysius Lewokeda

Dari hasil konfirmasi kami dengan BP3TKI Kupang, akan ada 4.200 PMI yang pulang ke NTT di akhir Mei ini. Mereka harus diawasi secara ketat masing-masing pemda di NTT agar tidak menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.

Kupang (ANTARA) - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur Darius Beda Daton meminta pemerintah daerah se-NTT untuk mengawasi secara ketat ribuan pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan pulang ke provinsi ini guna mencegah penyebaran COVID-19.

"Dari hasil konfirmasi kami dengan BP3TKI Kupang, akan ada 4.200 PMI yang pulang ke NTT di akhir Mei ini. Mereka harus diawasi secara ketat masing-masing pemda di NTT agar tidak menjadi klaster baru penyebaran COVID-19," kata Darius Beda Daton kepada ANTARA di Kupang, Senin, (18/5).

Baca juga: Padma Indonesia: Negara wajib selamatkan PMI dari COVID-19

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Tenaga Kerja RI dari ribuan PMI yang akan pulang ini, terdapat 587 PMI di 11 negara penempatan yang telah terpapar virus corona.

Ia menyebutkan terdapat 224 PMI yang telah dinyatakan positif terpapar COVID-19 dengan jumlah yang paling banyak adalah PMI di Malaysia sebanyak 108 orang.

Untuk itu, Darius Beda Daton meminta masing-msing pemerintah daerah di NTT melalui Gugus Tugas COVID-19 agar meningkatkan kewaspadaan terhadap PMI untuk memastikan agar tidak ada klaster penyebaran baru di NTT.

Baca juga: DPR minta pekerja migran NTT jadi fokus pencegahan COVID-19

"Hal itu terutama pengawasan di seluruh pintu masuk, baik bandara maupun pelabuhan, agar dilakukan secara ketat sesuai dengan standar penanganan pelaku perjalanan," katanya.

Darius Beda Daton menambahkan bahwa kepatuhan terhadap seluruh protokol pencegahan COVID-19 akan membantu memotong mata rantai penyebaran penyakit tersebut di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Baca juga: Artikel - Gugurnya pahlawan devisa dari NTT

"Kami berharap fasilitas kesehatan untuk pencegahan disiapkan secara baik. Kalau kita kecolongan, akan mendatangkan persoalan yang lebih besar," katanya.