Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyalurkan dana senilai Rp6,6 miliar guna membantu kelompok tani di daerah itu dalam mengembangkan usaha produksi komoditi pangan.
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Ekonomi, Infrastruktur, dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi NTT, Alfonsius Theodorus, dalam web seminar tentang fiskal dan ekonomi regional yang digelar Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTT, di Kupang, Rabu, (4/1).
“Bantuan senilai Rp6,6 miliar bagi kelompok masyarakat tani ini diberikan untuk pengembangan program di antaranya pangan lestari yang diberikan kepada 30 kelompok yang menyebar di 22 kabupaten/kota,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, bantuan ini juga digunakan untuk program lumbung pangan serta bantuan pangan lestari khusus untuk kabupaten yang memiliki kasus kekerdilan yang tinggi.
Alfonsius menjelaskan, terkait bantuan penanganan stunting ini dilakukan dengan pola pendekatan klaster penyuluhan dengan dengan nilai bantuan Rp7,5 juta per kelompok bagi 32 kelompok.
Selain itu klaster pengembangan dengan alokasi bantuan Rp14 juta per kelompok bagi 134 kelompok.
Ia menjelaskan, bantuan ini dihadirkan dalam skema kolaborasi anggaran pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian dan ketahanan pangan sehingga diharapkan masyarakat bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga maupun sebagai sumber pendapatan.
Alfonsius menambahkan, selain pengembangan pangan lestari, pemerintah provinsi juga menghadirkan program pemberdayaan masyarakat lain yakni padat karya di sektor pertanian.
Ia menyebutkan program padat karya ini berupa rehabilitasi irigasi tersier, pembangunan embung skala kecil, serta perpipaan dan perpompaan skala besar dan menengah.
“Dengan berbagai upaya bantuan ini tentu diharapkan dapat menghidupkan ekonomi masyarakat dan menstabilkan perekonomian di NTT yang mengalami pelemahan akibat pandemi COVID-19,” katanya.
Baca juga: NTT targetkan padat karya pertanian serap 1.505 tenaga kerja
Baca juga: Petani Flores tak tertekan suasana COVID-19
Kegiatan web seminar bertema "Menjaga Ekspektasi di Tengah Pelemahan Ekonomi" ini menghadirkan sejumlah narasumber lain di antaranya perwakilan Badan Kajian Fiskal Kementerian Keuangan Adi Budiarso, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT I Nyoman Ariawan Atmaja, dan Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Prof Ir Fredik L Benu.
Pemerintah NTT salurkan Rp6,6 miliar bantu kelompok tani
Dengan berbagai upaya bantuan ini tentu diharapkan dapat menghidupkan ekonomi masyarakat dan menstabilkan perekonomian di NTT yang mengalami pelemahan akibat pandemi COVID-19