Plan Indonesia latih warga NTT manfaatkan teknologi sanitasi
Pelatihan ini kami hadirkan karena kebiasaan sebagian besar masyarakat di NTT untuk langsung mengkonsumsi air mentah
Kupang (ANTARA) - Yayasan Plan Internasional Indonesia melatih puluhan warga di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur untuk memanfaatkan teknologi sanitasi sederhana berupa penyaringan air minum (water filter) menghasilkan air minum yang aman dikonsumsi.
"Pelatihan ini kami hadirkan karena kebiasaan sebagian besar masyarakat di NTT untuk langsung mengkonsumsi air mentah, meski dengan kualitas air yang bagus, akan tetap mengekspos mereka terhadap potensi terkena gangguan pencernaan," kata Manager Proyek WINNER Yayasan Plan International Indonesia Herie Ferdinan di Kupang, Selasa, (23/3).
Kegiatan pelatihan digelar lewat program program WINNER (Women and Disability Inclusive WASH and Nutrition Sensitive WASH) bekerja sama dengan perusahaan sosial Nazava yang berlangsung selama 22-27 Maret 2021.
Ia menyebutkan 60 peserta dilibatkan dalam pelatihan meliputi kalangan pengusaha sanitasi, komunitas penyandang disabilitas dan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang tersebar di Belu dan Malaka.
Ferdinan mengatakan di wilayah pedesaan NTT, air menjadi komoditi yang langka terutama saat musim kemarau.
Kondisi ini tak hanya berpengaruh terhadap sanitasi dan kebersihan masyarakat, tetapi juga pada kebiasaan yang terbentuk dalam menggunakan dan mengkonsumsi air.
Baca juga: Plan Internasional bantu mesin pengolah tuna untuk UMKM di Sikka
Baca juga: Hasil Program Mata Kail, Ratusan kaum muda NTT rintis usaha perikanan
Kebiasaan mengkonsumsi air mentah, lanjut dia, berisiko menyebabkan diare karena kandungan bakteri e-coli. Oleh karenanya perlu diimbangi dengan alternatif solusi yang mudah diimplementasikan.
"Untuk itu pelatihan ini penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pengolahan air minum yang aman dengan menggunakan teknologi penyaringan air minum yang sederhana dan terjangkau," katanya.
Pelatihan ini diharapkan meningkatkan keterampilan para pengusaha sanitasi dalam memanfaatkan teknologi pengolahan air minum. Sehingga mendorong dukungan pemerintah, pengelola BUMDES, dan mitra implementasi proyek WINNER untuk mengembangkan penggunaan teknologi tersebut, katanya.
"Kami berharap pelatihan ini dapat memperluas peluang wirausaha di bidang sanitasi air di kalangan pengusaha, kelompok penyandang disabilitas dan pengelola BUMDES," ujarnya.
"Pelatihan ini kami hadirkan karena kebiasaan sebagian besar masyarakat di NTT untuk langsung mengkonsumsi air mentah, meski dengan kualitas air yang bagus, akan tetap mengekspos mereka terhadap potensi terkena gangguan pencernaan," kata Manager Proyek WINNER Yayasan Plan International Indonesia Herie Ferdinan di Kupang, Selasa, (23/3).
Kegiatan pelatihan digelar lewat program program WINNER (Women and Disability Inclusive WASH and Nutrition Sensitive WASH) bekerja sama dengan perusahaan sosial Nazava yang berlangsung selama 22-27 Maret 2021.
Ia menyebutkan 60 peserta dilibatkan dalam pelatihan meliputi kalangan pengusaha sanitasi, komunitas penyandang disabilitas dan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang tersebar di Belu dan Malaka.
Ferdinan mengatakan di wilayah pedesaan NTT, air menjadi komoditi yang langka terutama saat musim kemarau.
Kondisi ini tak hanya berpengaruh terhadap sanitasi dan kebersihan masyarakat, tetapi juga pada kebiasaan yang terbentuk dalam menggunakan dan mengkonsumsi air.
Baca juga: Plan Internasional bantu mesin pengolah tuna untuk UMKM di Sikka
Baca juga: Hasil Program Mata Kail, Ratusan kaum muda NTT rintis usaha perikanan
Kebiasaan mengkonsumsi air mentah, lanjut dia, berisiko menyebabkan diare karena kandungan bakteri e-coli. Oleh karenanya perlu diimbangi dengan alternatif solusi yang mudah diimplementasikan.
"Untuk itu pelatihan ini penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pengolahan air minum yang aman dengan menggunakan teknologi penyaringan air minum yang sederhana dan terjangkau," katanya.
Pelatihan ini diharapkan meningkatkan keterampilan para pengusaha sanitasi dalam memanfaatkan teknologi pengolahan air minum. Sehingga mendorong dukungan pemerintah, pengelola BUMDES, dan mitra implementasi proyek WINNER untuk mengembangkan penggunaan teknologi tersebut, katanya.
"Kami berharap pelatihan ini dapat memperluas peluang wirausaha di bidang sanitasi air di kalangan pengusaha, kelompok penyandang disabilitas dan pengelola BUMDES," ujarnya.