Jakarta (Antara NTT) - Mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 Indra Sjafri menolak pinangan dua klub liga I yang menginginkan agar dirinya menjadi pelatih utama di dua klub tersebut mulai 2018.
"Saya nyatakan menolak pinangan itu. Saya ingin membantu Bintang Timur Academy," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/11) usai menghadiri peluncuran Bintang Timur Academy yang bermarkas di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.
Ketika didesak wartawan untuk menyebut klub yang bakal meminangnya itu, Indra Sjafry menolak untuk menyebut nama kedua klub liga I tersebut.
"Saya ingin beristirahat dan fokus pada pengembangan pemain usia dini seperti yang diselenggarakan oleh Bintang Timur Academy itu. Ini alasan saya menolak tawaran menjadi pelatih pada dua klub tersebut," katanya menegaskan.
Ia mengaku diajak oleh pendiri Bintang Timur Academy agar membantu menyeleksi pemain-pemain usia dini di daerah perbatasan NTT agar kelak bisa menghasilkan pemain-pemain berbakat baik untuk daerah maupun nasional.
Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Indra Sjafri sebagai pelatih tim nasional U-19 Indonesia, namun tetap memberi tugas baru di PSSI kepada pelatih asal Padang, Sumatera Barat itu.
"Kami tetap akan bekerja sama dengan pelatih Indra di federasi untuk membangun sepak bola nasional. Ini merupakan tugas dan tantangan yang jauh lebih besar," tuturnya.
Dia melanjutkan, pelatih yang pernah membawa Indonesia Juara Piala AFF U-19 tahun 2013 itu akan membantu PSSI melakukan pengembangan pemain menuju pergelaran Piala Dunia 2034.
Bintang Timur
Indra Sjafri menyatakan akan membantu Bintang Timur Academy (BTA) untuk menyeleksi para pemain muda berbakat yang akan berlatih di akademi sepak bola yang terletak di wilayah perbatasan RI-Timor Leste itu.
"Saya bukan menjadi ketua tim tetapi hanya sekedar membantu Bintang Timur Academy untuk menyeleksi pemain-pemain usia dini di Atambua," katanya.
Ia juga mengaku bahwa dirinya saat ini tengah fokus untuk melatih para pemain usia dini, dengan fokus pada Bintang Timur Academy dalam mencari pemain-pemain usia muda mulai 2018.
Indra mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali potensi pemain-pemain muda. Oleh sebab itu pengelolaan pemain usia muda harus ditata secara baik agar gelak melahirkan pemain-pemain profesional.
Dalam membantu menyeleksi pemain muda di Bintang Timur Academy, Indra akan dibantu profesor pelatih usia dini Coach Bert Penturi serta Coach Maman dan beberapa pelatih lainnya.
"Saya membantu Bintang Timur Academy bukan karena saya dipecat sebagai pelatih U-19 oleh PSSI, tetapi karena persahabatan yang kami bangun selama ini," katanya menegaskan.
Sementara itu, Duta Besar Timor Leste Untuk Indonesia Alberto XP Carlos yang juga hadir dalam peluncuran Bintang Timur Academy tersebut mengharapkan agar kehadiran BTA di Atambua, dapat dimanfaatkan oleh klub-klub liga I Timor Leste.
"Melalui sepak bola kita dapat menjalin persahabatan. Sepak bola dapat menjalin keakraban antara satu negara dengan negara yang lain," tuturnya.
Sementara itu pendiri Bintang Timur Academy Fahry Djemi Francis mengatakan pihaknya belum mempunyai target apa-apa pascapeluncuran BTA tersebut.
"Fokus kita adalah pembinaan pemain usia muda lewat akademi tersebut. Kami tidak mau muluk-muluk soal target dan sebagainya," kata Ketua Sport Intelegen PSSI tersebut.
Fahry menambahkan seleksi pemain akan dilakukan secara bertahap, mulai dari 11-16 Desember 2017 khusus untuk Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Timur Atambua, SSB Bintang Timur Kupang dan SSB Ngada.
Setelah itu, dilanjutkan dengan seleksi pemain U-12 dan U-14 dari tanggal 8-13 Januari 2018, kemudian pada 22 Januari 2018 para siswa terpilih memulai program latihan di Bintang Timur Academy.
Para siswa terpilih akan tinggal di asrama, mengikuti program pelatihan secara teratur dan mendapatkan beasiswa.
"Pendirian akademi ini merupakan realisasi lanjut dari misi membangun harapan bagi anak-remaja di tanah perbatasan," demikian Fahry Djemi Francis yang juga Ketua Komisi V DPR RI itu.