Presiden Jokowi: Pemerintah butuh dukungan pemikiran dan gagasan ekonom
...Saya yakin dengan pemikiran para ekonom yang siap memberikan ide dan gagasan-gagasan besarnya, turun tangan menjadi bagian dari solusi, kita pasti mampu lewati masa-masa yang sulit ini
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengatakan dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini pemerintah membutuhkan pemikiran dan gagasan dari para ekonom untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal itu disampaikan Presiden secara virtual dalam Peresmian Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, yang disaksikan melalui kanal Youtube INDEF, di Jakarta, Kamis, (26/8).
"Para ekonom, dalam situasi seperti saat ini pemerintah membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, utamanya para ekonom. Pemikiran, gagasan yang dapat diterapkan, yang berbasis riset, berbasis evidence dan contoh-contoh praktis, resep-resep untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita untuk bangkit kembali," ujar Presiden.
Presiden mengatakan pandemi COVID-19 telah berimbas kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Kepala Negara berharap dengan angka kasus yang menurun, pertumbuhan ekonomi tahap demi tahap akan naik kembali.
"Kita tahu kuartal II berada di angka 7,07 persen. Dan ini inflasi berada di angka 1,5 persen. Yang kita harapkan ini juga bisa berlanjut di kuartal ketiga, meskipun kita pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan lebih rendah dari kuartal II," jelas Presiden.
Presiden mengingatkan bahwa gas dan rem kebijakan harus dilakukan pada keseimbangan yang baik, agar angka kasus COVID-19 tahap demi tahap dapat diturunkan, sekaligus memulihkan perekonomian.
Menurutnya, pemerintah akan melakukan tiga strategi besar bisnis negara ke depan yakni hilirisasi industri, digitalisasi UMKM, dan ekonomi hijau.
Kepala Negara meyakini pemikiran dan gagasan para ekonom akan mampu menjadi solusi bagi bangsa dalam melewati masa-masa sulit pandemi.
"Saya yakin dengan pemikiran para ekonom yang siap memberikan ide dan gagasan-gagasan besarnya, turun tangan menjadi bagian dari solusi, kita pasti mampu lewati masa-masa yang sulit ini, sambil mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk berlari kencang setelah kita keluar dari krisis ini," jelas Presiden.
Hal itu disampaikan Presiden secara virtual dalam Peresmian Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, yang disaksikan melalui kanal Youtube INDEF, di Jakarta, Kamis, (26/8).
"Para ekonom, dalam situasi seperti saat ini pemerintah membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, utamanya para ekonom. Pemikiran, gagasan yang dapat diterapkan, yang berbasis riset, berbasis evidence dan contoh-contoh praktis, resep-resep untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita untuk bangkit kembali," ujar Presiden.
Presiden mengatakan pandemi COVID-19 telah berimbas kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Kepala Negara berharap dengan angka kasus yang menurun, pertumbuhan ekonomi tahap demi tahap akan naik kembali.
"Kita tahu kuartal II berada di angka 7,07 persen. Dan ini inflasi berada di angka 1,5 persen. Yang kita harapkan ini juga bisa berlanjut di kuartal ketiga, meskipun kita pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan lebih rendah dari kuartal II," jelas Presiden.
Presiden mengingatkan bahwa gas dan rem kebijakan harus dilakukan pada keseimbangan yang baik, agar angka kasus COVID-19 tahap demi tahap dapat diturunkan, sekaligus memulihkan perekonomian.
Menurutnya, pemerintah akan melakukan tiga strategi besar bisnis negara ke depan yakni hilirisasi industri, digitalisasi UMKM, dan ekonomi hijau.
Kepala Negara meyakini pemikiran dan gagasan para ekonom akan mampu menjadi solusi bagi bangsa dalam melewati masa-masa sulit pandemi.
"Saya yakin dengan pemikiran para ekonom yang siap memberikan ide dan gagasan-gagasan besarnya, turun tangan menjadi bagian dari solusi, kita pasti mampu lewati masa-masa yang sulit ini, sambil mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk berlari kencang setelah kita keluar dari krisis ini," jelas Presiden.