BI catat inflasi NTT selama tahun 2024 capai 1,1 persen yoy

id NTT,BI NTT,inflasi NTT

BI catat inflasi NTT selama tahun 2024 capai 1,1 persen yoy

Pergerakan inflasi di NTT selama tahun 2024. ANTARA/Ho-BI NTT

...Angka ini masih berada di bawah target inflasi nasional yaitu 2,5 plus minus 1 persen yoy, kata Kepala BI Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Sabtu, (11/1)

Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur melaporkan tingkat inflasi NTT selama tahun 2024 sebesar 0,82 persen month to month (mtm) atau 1,1 persen year on year (yoy).

“Angka ini masih berada di bawah target inflasi nasional yaitu 2,5 plus minus 1 persen yoy,” kata Kepala BI Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Sabtu, (11/1).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan laporan inflasi di NTT selama tahun 2024 dan target BI NTT untuk tahun 2025.

Ia menjelaskan kelompok makanan, minuman dan tembakau memainkan peranan penting dalam menentukan tingkat inflasi di NTT sepanjang tahun 2024.

“Inflasi utama dipengaruhi oleh kelompok makanan dan minuman dan tembakau yang memiliki andil terbesar yakni mencapai 0,87 persen mtm dalam pembentukan tingkat inflasi di NTT,” tambah dia.

Pada kelompok ini terdapat komoditas strategis seperti beras, bawang merah, cabai rawit, cabai merah dan beberapa komoditas lainnya.

Ia menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi harga kelompok ini antara lain, belum optimalnya produktivitas, ketersediaan yang kurang atau tidak mencukupi di sepanjang tahun 2024 serta tingginya ketergantungan pemenuhan kebutuhan dari luar provinsi NTT.

Agus menambahkan bahwa peningkatan produksi pertanian menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga inflasi di NTT dan sebagai upaya menuju swasembada pangan.

Menurut dia, faktor utama untuk peningkatan produksi antara lain peningkatan kapasitas petani dalam pengolahan pertanian, kecukupan dan ketepatan ketersediaan sarana dan prasarana produksi (benih dan pupuk) serta pemanfaatan teknologi.

Selai itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 77,41 persen petani masih belum menggunakan teknologi pertanian dalam pengolahan Iahan.

Lebih Ianjut, 44,77 persen Iahan sawah pertanian di Provinsi NTT belum menggunakan irigasi sehingga produksi pertanian masih merupakan Iahan tadah hujan.

Baca juga: BI NTT perkuat sinergi capai target inflasi 2,5 persen di 2025

Baca juga: BI catat sadangan devisa Desember 2024 meningkat menjadi 155,7 miliar dolar AS

Karena itu BI NTT mendorong masyarakat khususnya para petani agar memanfaatkan berbagai bantuan peralatan yang ada untuk dapat meningkatkan hasil pertanian untuk mengingatkan ekonomi masyarakat.