UNBK berjalan lancar

id UNBK

UNBK berjalan lancar

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya (merunduk) ketika sedang memantau pelaksanaan UNBK 2018 di SMAN 5 Kupang (ANTARA Foto/Ist)

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di daerahnya berjalan lancar setelah melakukan pemantauan langsung pada sejumlah SMA swasta dan negeri di Kota Kupang, Senin (9/4).
Kupang (AntaraNews NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di daerahnya berjalan lancar setelah melakukan pemantauan langsung pada sejumlah SMA swasta dan negeri di Kota Kupang, Senin (9/4).

"Semua (UNBK) berjalan lancar dan baik," kata Gubernur Frans Lebu Raya kepada wartawan usai memantau UNBK di SMA Citra Bangsa serta di SMA Negeri 5 Kupang, Senin (9/4).

Ia mengatakan secara keseluruhan UNBK di daerah setempat terpantau berjalan baik dan para siswa juga memiliki kesiapan mengerjakan soal-soal ujian yang ada dengan baik pula. "Mudah-mudahan hasilnya baik pula," kata gubernur dua periode itu.

"Memang sebelumnya pada ujian SMK, ada satu sekolah di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur yang terkendala dan terpaksa mengikuti susulan, tapi itu hanya satu sesi tidak semua sesi karena satu hari ada tiga sesi," katanya.

Menurutnya, untuk 2018 semakin banyak SMA di provinsi setempat yang menyelenggarakan UNBK, walaupun masih banyak juga yang kondisinya belum memungkinkan.

Gubernur berharap, pada 2019 mendatang, semua sekolah SMA/SMK di provinsi berbasiskan kepulauan itu dapat menyelenggarakan UNBK karena memiliki manfaat yang menurutnya jauh lebih baik dari Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNBKP).

Baca juga: Lipsus - UNBK, listrik dan jaringan internet
Baca juga: 30.000 siswa SMA siap laksanakan UNBK
. Gubernur NTT Frans Lebu Raya tengah memantau pelaksanaan UNBK di salah satu SMK di Kota Kupang. (ANTARA Foto/ist) 

"Perbedaan hasil antara UNBK dengan UNBKP bisa mencapai tujuh persen, sehingga kita perlu dorong terus agar pada 2019, semua sekolah di NTT sudah bisa menyelenggarakan UNBK," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT Johanna E Lisapaly menambahkan jumlah SMA/MA di provinsi setempat yang mengikuti UNBK mengalami kenaikan cukup signifikan di 2018.

"Dari sebelumnya sekitar 50 SMA sekarang sudah 194 SMA/MA yang mengikuti UNBK, sementara jumlah SMK yang menyelenggarakan UNBK juga naik dari sebelumnya dan tahun ini sudah 138 sekolah," katanya.

Johanna berharap, seiring berkembangnya pembangunan infrastruktur kelistrikan dan jaringan komunikasi yang menjangkau daerah-daerah pelosok maka ke depan semua sekolah SMA/SMK bisa menyelenggarakan UNBK.

835 sekolah
Gubernur Frans Lebu Raya menargetkan pada tahun 2019 semua sekolah SMA dan SMK atau sederajat di NTT sebanyak 835 sekolah menggelar ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

"Target kami di tahun 2019 semua sekolah dengan jumlah lebih dari 800 sekolah bisa mengikuti UNBK," kata Gubernur Lebu Raya dan menambahkan, saat ini semakin banyak sekolah yang menggelar UNBK, meskipun diakuinya masih banyak pula sekolah yang kondisinya belum memungkinkan.

Dinas Pendidikan Provinsi NTT mencatat jumlah SMA-MA yang menyelenggarakan UNBK di 2018 sebanyak 194 sekolah dari total 571 sekolah. Sementara itu, jumlah SMK yang menggelar UNBK tercatat sebanyak 138 sekolah dari total 264 sekolah.

Gubernur dua periode itu mendorong agar UNBK bisa berlaku di semua sekolah baik negeri dan swasta di provinsi setempat. Ia mengajak semua pihak termasuk orangtua siswa agar bersama-sama ikut mendukung terwujudnya 100 persen sekolah menyelenggarakan UNBK di tahun 2019.

"Melalui APBD provinsi kami juga alokasikan dana untuk pengadaan fasilitas pendukung seperti komputer setiap tahun, selain itu kami mohon dukungan juga dari pusat pengadaan yang sama," katanya.

Baca juga: UNBK SMK di NTT terganggu jaringan internet
Baca juga: Gubernur Harapkan Pelaksanaan UNBK Jujur
UNBK di SMAK Giovanni Kupang 2016

Menurutnya, di tahun 2019 mendatang, harus ada koordinasi yang kuat agar fasilitas seperti di sekolah SMK bisa digunakan SMA/MA dan juga sebaliknya.

"Tidak boleh egois, saling memabantu satu sama lain, itu sebabnya penyelenggaran ujian akhir ini jadwalnya berbeda sehingga bisa saling membantu fasilitas yang dimiliki," katanya.

Ia menambahkan, sekolah-sekolah yang menyelenggarakan UNBK 2018 lebih didominasi SMK karena jumlah lebih kecil dibanding SMA/MA sehingga fasilitasnya lebih mudah dilengkapi.

Saat ini, lanjutnya, pemerintahannya juga mendorong agar pertumbuhan sekolah SMK semakin bertambah. "Memang ketika saya berkeliling ke beberapa tempat, anak-anak kita belum punya minat tinggi ke SMK, tapi mau tidak mau harus sosialisasi terus-menerus," katanya.