Kupang (AntaraNews NTT) - Nusa Tenggara Timur, menurut catatan Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kupang, mengekspor sebanyak 7,5 ton tembang (sardinella) ke Australia selama April 2018.
"Ikan tembang dari NTT ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang paling diminati Australia. Ini merupakan ekspor perdana ke negeri Kanguru itu," kata Kepala KIPM Kupang Jimmy Elwaren di Kupang, Jumat (4/5).
Ia mengatakan komoditas ikan tembang yang diekspor dari NTT ini, umumnya dipasok dari hasil tangkapan nelayan di wilayah Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata dan sekitarnya.
Ekspor ikan tembang ke Australia pada April dilakukan dengan frekuensi pengiriman satu kali melalui Surabaya, Jawa Timur dengan nilai ekspor sekitar Rp90 juta.
Ia mengatakan, Australia merupakan negara tujuan ekspor yang paling banyak meminta komoditas ikan tembang dari provinsi berbasis kepulauan itu.
Baca juga: Ekspor ikan tenggiri ke Singapura meningkat
Bahkan ekspor pada April lalu, Australia menjadi satu-satunya negara pembeli (buyer) ikan tembang, dari sejumlah negara tujuan lain seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Hongkong,Thailand, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.
KIPM Kupang mencatat, dalam tahun 2017 jumlah ikan tembang yang diekspor ke negeri kanguru itu mencapai lebih dari 92 ton atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya mencapai 32 ton lebih.
"Jumlah dan jenis komoditi perikanan yang diekspor relatif bervariasi setiap bulan karena tergantung dari permintaan negara pembeli," katanya.
Ia menambahkan, selain ikan tembang, komoditi yang dikirim ke Australia pada April 2018 yaitu cakalang beku sebanyak lebih dari 1,4 ton dengan nilai ekspor sekitar Rp37 juta.
Australia merupakan salah satu negara ekspor baru, khususnya komoditas ikan tembang dari Nusa Tenggara Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di negeri kanguru itu.