Sekolah harus konsisten terapkan English Day

id Petrus

Sekolah harus konsisten terapkan English Day

Dekan FKIP Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Petrus Ly MSi (ANTARA Foto/Benny Jahang)

Para guru di lembaga pendidikan yang ada di Kupang, ibu kota Provinsi NTT harus konsisten dalam melaksanakan program hari berbahasa Inggris atau English Day di sekolahnya masing-masing.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pengamat pendidikan Petrus Ly mengatakan para guru di lembaga pendidikan yang ada di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur harus konsisten dalam melaksanakan program hari berbahasa Inggris atau English Day di sekolahnya masing-masing.

"Program English Day yang diluncurkan Pemerintah Kota Kupang harus dapat diimplementasikan secara baik oleh guru-guru di sekolah, sehingga memiliki dampak positif bagi siswa di sekolah setempat," katanya kepada Antara di Kupang, Sabtu (2/6).

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang ini mengatakan, penerapan hari berbahasa Inggris di sekolah penting dilakukan guna memunculkan generasi muda yang pandai berbahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari.

"Dalam era globalisasi seperti ini para guru perlu mempersiapkan peserta didiknya untuk memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan benar, agar tidak ketinggalan," katanya.

Karena itu, kata dia, program English Day yang diluncurkan pemerintah Kota Kupang patut diapresiasi, karena memberi penekanan kepada guru untuk kemudian ditularkan kepada siswa.

Baca juga: Partisipasi Pendidikan di NTT Masih Rendah

Ia mengatakan, penerapan hari berbahasa Inggris bagi guru di sekolah perlu diawasi secara ketat agar pelaku pendidikan dapat melaksanakan program itu secara konsisten.

"Harus ada penghargaan bagi sekolah yang menerapkan program itu secara baik serta perlu ada sanksi bagi sekolah yang tidak melaksanakan program itu," katanya menegaskan.

Kota Kupang sebagai pintu gerbang menuju Australia dan Timor Leste, menurut dia, harus mempersiapkan generasi muda yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni sebagai bahasa pergaulan internasional.

"Harus mulai dari kepala sekolah dan guru sehingga lebih mudah dalam mendidik para siswa dalam penggunaan bahasa Inggris di kelas. Artinya, siapa pun bisa berbahasa Inggris dengan baik, karena dipengaruhi oleh lingkungan," kata Petrus.

Menurut Petrus untuk menyukseskan program itu harus ada gerakan masal di semua sekolah agar guru dan siswa bisa menggunakan bahasa Inggris dalam pergaulan atau komunikasi di sekolahnya masing-masing.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Rp3,7 Miliar Untuk Pendidikan