Otoritas TNK bangun pos penjagaan di Gili Lawa

id Kebakaran

Otoritas TNK bangun pos penjagaan di Gili Lawa

Kebakaran hutan sabana di Gili Lawa, Taman Nasional Komodo, yang menuntut Otoritas Taman Nasional Komodo bangun pos jaga di kawasan tersebut.(ANTARA Foto/Ist)

Otoritas Taman Nasional Komodo sedang membangun pos penjagaan di Pulau Gili Lawa untuk meningkatkan pengawasan di lokasi wisata tersebut.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengatakan pihaknya sementara membangun pos penjagaan di Pulau Gili Lawa untuk meningkatkan pengawasan di lokasi wisata tersebut.
   
"Pos jaga di Gili Lawa saat ini sedang dalam proses pembangunan, mudah-mudahan bulan depan sudah selesai," kata Budi Kurniawan ketika dihubungi Antara dari Kupang, Kamis (9/8).
   
Pembangunan pos jaga itu guna meningkatkan pengawasan terhadap lokasi wisata dari peristiwa yang tidak diinginkan seperti kebakaran hutan, perburuan liar, dan sebagainya. 
   
Belum lama ini, terjadi kebakaran hutan sabana di bukit Pulau Gili Lawa dengan luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai lebih dari 10 hektare. 
   
Untuk itu, lanjutnya, pembangunan pos jaga itu guna mencegah terjadinya peristiwa serupa, maupun perburuan liar, serta aktivitas wisata yang merugikan lainnya.

Baca juga: Wisatawan jangan takut ke Komodo   
Baca juga: Asita NTT: Pengawasan terhadap TN Komodo lemah

"Pada pos jaga tersebut nantinya ditempatkan petugas atau ranger untuk melakukan pengawasan dan keamanan," katanya.
   
Budi menyebut, saat ini jumlah seluruh ranger yang beroperasi dalam kawasan Taman Nasional Komdo sebanyak 75 orang yang menyebar di 11 resort.
   
Namun jumlah ranger itu dinilai masih kurang untuk mengawasi seluruh kawasan wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba komodo (varanus komodoensis) itu. "Jumlah ranger yang ada saat ini  belum memadai," katanya.
   
Terhadap puluhan ranger yang ada, lanjuntya, telah dilakukan peningkatan kapasitas melalui pelatihan yang telah digelar, di antaranya berupa pelatihan pengetahuan, kebijakan pengelolaan kawasan, pengenalan jenis tumbuhan dan satwa.
   
Selain itu, prosedur tetap dalam penanganan pelanggaran dalam kawasan serta mekanisme patroli pengamanan di sekitar kawasan.    
   
"Peningkatan kapasitas para ranger ini menjadi perhatian utama kami karena mereka menjadi ujung tombak pengelolaan kawasan wisata Komodo," demikian Budi Kurniawan.