Deplu AS sebut perluasan aliansi pertahanan tingkatkan stabilitas Eropa

id AS, Rusia, NATO

Deplu AS sebut perluasan aliansi pertahanan  tingkatkan stabilitas Eropa

Sekjen NATO Jens Stoltenberg berbicara saat konferensi video tentang keamanan dan pertahanan dan tentang Southern Neighborhood Uni Eropa dengan pemimpin negara Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (26/2/2021). (REUTERS/JOHANNA GERON)

...Tanpa berbicara pada negara mana pun secara khusus, kami tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan menimbulkan dampak apa pun selain mempromosikan stabilitas di benua Eropa
Washington (ANTARA) - Amerika Serikat tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan menimbulkan dampak apa pun selain mempromosikan stabilitas di Eropa, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada Kamis (14/4).

"Tanpa berbicara pada negara mana pun secara khusus, kami tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan menimbulkan dampak apa pun selain mempromosikan stabilitas di benua Eropa," kata Price dalam jumpa pers.

Dia menanggapi pertanyaan apakah Amerika Serikat akan khawatir bahwa Rusia dapat meningkatkan konfrontasi atas Ukraina jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi NATO.

Sebelumnya Reuters memberitakan salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan NATO bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi militer itu, Rusia harus meningkatkan pertahanannya di kawasan itu, termasuk dengan mengerahkan senjata nuklir.

Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia, dan Swedia sedang mempertimbangkan apakah akan bergabung dengan aliansi NATO atau tidak.

Finlandia akan membuat keputusan dalam beberapa minggu ke depan, kata Perdana Menteri Sanna Marin.

Baca juga: NATO pikirkan respons jika Rusia pakai senjata kimia

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO maka Rusia harus memperkuat angkatan darat, laut dan udaranya di Laut Baltik untuk memulihkan keseimbangan militer.

Baca juga: Krisis Ukraina: Solusi Panas Untuk Perang Dingin Berkelanjutan

Medvedev juga secara eksplisit mengangkat ancaman nuklir itu dengan mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik "bebas nuklir", di mana Rusia memiliki wilayah kantung Kaliningrad yang diapit Polandia dan Lithuania.

Sumber: Antara/Reuters