Nelayan Kupang kesulitan mendapat umpan
"Pasokan umpan mulai melemah sehingga kapal-kapal cakalang terpaksa kami parkir kembali," kata Muhamad Nasir, salah seorang nelayan tangkap cakalang yang bermangkal di TPI Tenau Kupang, Kamis (16/8).
Kupang (AntaraNews NTT) - Para nelayan di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur memilih untuk memarkir kapalnya dan tidak melaut, karena kesulitan mendapat ikan kecil yang dijadikan sebagai umpan.
"Pasokan umpan mulai melemah sehingga kapal-kapal cakalang terpaksa kami parkir kembali," kata Muhamad Nasir, salah seorang nelayan tangkap cakalang yang bermangkal di TPI Tenau Kupang, Kamis (16/8).
Ia mengatakan, ada sekitar 14 kapal nelayan tangkap cakalang di Kota Kupang yang terpaksa parkir akibat kesulitan umpan hidup yang selama ini mengandalkan pasokan dari kapal-kapal bagan.
Ia mengemukakan, sekitar dua minggu lalu, pasokan ikan-ikan umpan sudah membaik namun tidak berlangsung lama akibat kondisi cuaca di perairan yang tidak menentu.
"Ada pasokan umpan kemarin tapi hanya sekitar seminggu, hasil tangkapan juga paling banyak satu ton ikan untuk dua hari memancing," kata pemilik sekaligus nahkoda kapal cakalang KM Nurul Hikmah itu.
Menurut dia, biasanya kapal-kapal cakalang berlayar ke wilayah Pulau Flores untuk mendapatkan umpan ketika pasokan di sekitar Kupang mulai melemah.
Baca juga: Pemerintah dorong nelayan ikut asuransi
"Namun sekarang kondisi pasokan umpan di Flores juga melemah karena musim angin jadi semua masih parkir," katanya.
Ia menambahkan, selama tidak melaut, umumnya nelayan cakalang di daerah itu yang jumlahnya lebih dari 100 orang hanya menganggur dan bertahan dengan pekerjaan serabutan.
"Ada yang jadi buruh, tukang, sopir, dan pekerjaan lepas lainnya untuk bertahan hidup, ada juga yang hanya parkir sambil periksa atau perbaiki kapal," katanya.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Maksi Efendi Ndun mengatakan pasokan umpan menjadi faktor penentu bagi nasib nelayan cakalang di daerah ini.
"Kalau cauca buruk, umpan lemah, itu semua kapal-kalal cakalang tiarap," katanya.
Pihknya berharap adanya alternatif pasokan umpan berupa hasil budidaya di darat hanya saja belum berkembang baik.
"Kalau andalkan hasil budidaya darat untuk pasokan umpan masih sulit karena belum berkembang baik, sejauh ini mengandalkan kapal bagan yang sangat tergantung cuaca," katanya.
Baca juga: Pemkab Kupang latih nelayan tradisional
"Pasokan umpan mulai melemah sehingga kapal-kapal cakalang terpaksa kami parkir kembali," kata Muhamad Nasir, salah seorang nelayan tangkap cakalang yang bermangkal di TPI Tenau Kupang, Kamis (16/8).
Ia mengatakan, ada sekitar 14 kapal nelayan tangkap cakalang di Kota Kupang yang terpaksa parkir akibat kesulitan umpan hidup yang selama ini mengandalkan pasokan dari kapal-kapal bagan.
Ia mengemukakan, sekitar dua minggu lalu, pasokan ikan-ikan umpan sudah membaik namun tidak berlangsung lama akibat kondisi cuaca di perairan yang tidak menentu.
"Ada pasokan umpan kemarin tapi hanya sekitar seminggu, hasil tangkapan juga paling banyak satu ton ikan untuk dua hari memancing," kata pemilik sekaligus nahkoda kapal cakalang KM Nurul Hikmah itu.
Menurut dia, biasanya kapal-kapal cakalang berlayar ke wilayah Pulau Flores untuk mendapatkan umpan ketika pasokan di sekitar Kupang mulai melemah.
Baca juga: Pemerintah dorong nelayan ikut asuransi
"Namun sekarang kondisi pasokan umpan di Flores juga melemah karena musim angin jadi semua masih parkir," katanya.
Ia menambahkan, selama tidak melaut, umumnya nelayan cakalang di daerah itu yang jumlahnya lebih dari 100 orang hanya menganggur dan bertahan dengan pekerjaan serabutan.
"Ada yang jadi buruh, tukang, sopir, dan pekerjaan lepas lainnya untuk bertahan hidup, ada juga yang hanya parkir sambil periksa atau perbaiki kapal," katanya.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang Maksi Efendi Ndun mengatakan pasokan umpan menjadi faktor penentu bagi nasib nelayan cakalang di daerah ini.
"Kalau cauca buruk, umpan lemah, itu semua kapal-kalal cakalang tiarap," katanya.
Pihknya berharap adanya alternatif pasokan umpan berupa hasil budidaya di darat hanya saja belum berkembang baik.
"Kalau andalkan hasil budidaya darat untuk pasokan umpan masih sulit karena belum berkembang baik, sejauh ini mengandalkan kapal bagan yang sangat tergantung cuaca," katanya.
Baca juga: Pemkab Kupang latih nelayan tradisional