BTN Komodo siapkan layanan tiket berbasis aplikasi

id Komodo

BTN Komodo siapkan layanan tiket berbasis aplikasi

Dua binatang purba raksasa Komodo (varanus komodoensis) sedang bermesraan di Taman Nasional Komodo.

"Saat ini kami sedang mempersiapkan instrumennya sehingga nantinya pembelian tiket wisata ke Taman Nasional Komodo bisa diakses melalui aplikasi online," kata Budi Kurniawan.
Kupang (AntaraNews NTT) - Balai Taman Nasional (BTN) Komodo menyiapkan sistem layanan tiket wisata berbasiskan aplikasi daring untuk memudahkan wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Komodo untuk melihat dari dekat binatang purba raksasa Komodo (varanus komodoensis).

"Saat ini kami sedang mempersiapkan instrumennya sehingga nantinya pembelian tiket wisata ke Taman Nasional Komodo bisa diakses melalui aplikasi online," kata Kepala BTN Komodo Budi Kurniawan ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (24/8).

Ia mengatakan, pihaknya sedang menyusun sistem pemantauan secara daring (online monitoring system) untuk sejumlah kemudahan bagi wisatawan yang akan berwisata ke Komodo yang terletak di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur itu.

Sistem ini, lanjutnya, akan memudahkan wisatawan dalam mekanisme pembayaran tanpa kas, serta dalam hal mendapatkan informasi terkait destinasi wisata tersebut. "Nanti ada tahapannya sebelum sistem diterapkan, termasuk kami sosialisasi terlebih dahulu," katanya.

Budi menjelaskan, arus kunjungan wisatawan ke TN Komodo seiring waktu terus membludak sehingga sistem pelayanan perlu ditata untuk kemudahan dan kelancaran bagi wisatawan.

Pihaknya mencatat jumlah kunjungan wisatasawan domestik dan asing pada semester pertama tahun 2018 (Januari-Juni) mencapai 80.598 orang. Jumlah kunjungan ini terkoreksi meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yang tercatat sebanyak 57.783.

Untuk itu, ke depan pihaknya akan menerapkan pola kunjungan dengan sistem kuota yang dibagi untuk setiap spot wisata. "Sistem kuota ini disesuaikan dengan hasil kajian tentang daya dukung kawasan sehingga tidak mengancam kehidupan satwa langka tersebut maupun kekayaan ekosistem lainnya," demikian Budi Kurniawan.

Baca juga: HPI dorong pembentukan polisi pariwisata
Baca juga: Wisatawan jangan takut ke Komodo