BMKG sebut 10 zona musim di NTT masuki musim kemarau

id iklim NTT,zona musim NTT,zom NTT,musim kemarau NTT,kekeringan NTT,NTT

BMKG sebut 10 zona musim di NTT masuki musim kemarau

Ilustrasi - Kondisi area pertanian yang kering saat musim kemarau di Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

...Saat ini ada 10 zom di NTT yang sudah memasuki musim kemarau sedangkan 13 zom masih mengalami musim hujan

Kupang (ANTARA) - Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) melaporkan sebanyak 10 zona musim (zom) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) telah memasuki musim kemarau 2022.

"Saat ini ada 10 zom di NTT yang sudah memasuki musim kemarau sedangkan 13 zom masih mengalami musim hujan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahamttulloh Adji di Kupang, Kamis, (12/5).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan awal musim kemarau di NTT yang diperbaharui per 10 Mei 2022.

Ke-10 zom itu di antaranya zom 243 mencakup wilayah bagian tenggara Manggarai Barat dan Ngada, bagian selatan Manggarai, Manggarai Timur, dan Nagekeo, zom 247 di Sikka bagian selatan dan Flores Timur bagian barat daya, zom 248 Sikka bagian utara dan Flores Timur bagian barat laut.

Selain itu zom 249 Flores Timur bagian utara, zom 250 Adonara, Solor, dan Lembata, zom 251 Alor dan Pantar, zom 254 bagian utara Sumba Timur dan Sumba Tengah, zom 256 Sabu Raijua, zom 257 Rote Ndao, dan zom 259 Timor Tengah Selatan bagian selatan.

Rahmattulloh mengimbau masyarakat di wilayah zom tersebut agar mengantisipasi dampak musim kemarau berupa kekeringan dengan memiliki persediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Aktivitas produksi pertanian, kata dia perlu diutamakan pada tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sehingga tetap bisa berproduksi selama kemarau.

Baca juga: Para delegasi G20 sepakat hadirkan iklim pariwisata berkelanjutan

Ia mengatakan sementara bagi masyarakat di wilayah yang masih mengalami musim hujan agar memanfaatkan curah hujan yang tersisa untuk persiapan menghadapi kemarau.

"Masyarakat dapat melakukan penampungan air guna mengantisipasi musim kemarau yang akan datang," katanya.

Baca juga: Krisis iklim, jutaan anak Indonesia tanggung beban berat

Rahmattulloh berharap masyarakat di NTT dapat beradaptasi dengan baik selama musim kemarau agar potensi dampak kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalkan.