Petikan Sasando awali pertemuan ketiga DEWG G20 di Labuan Bajo
Dua lagu itu mencerminkan kecintaan kepada Tanah Air. Jadi pantas ditampilkan dalam ajang internasional DEWG G20 ini...
Labuan Bajo (ANTARA) - Suara petikan sasando, alat musik tradisional Rote, mengiringi lantunan lagu Tanah Airku dan Bolelebo pada pembukaan pertemuan ketiga kelompok kerja ekonomi digital (Digital Economy Working Group/DEWG) G20 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Dua lagu itu mencerminkan kecintaan kepada Tanah Air. Jadi pantas ditampilkan dalam ajang internasional DEWG G20 ini," kata Maria Suriyani Fengi, yang menyanyikan kedua lagu itu pada acara pembukaan pertemuan ketiga DEWG G20 di Labuan Bajo, Rabu, (20/7/2022).
Delegasi DEWG G20 yang menghadiri acara pembukaan menikmati suara petikan sasando seniman Jaegril Pah yang mengiringi suara merdu Maria, yang tampil mengenakan pakaian adat Manggarai.
Maria membawakan lagu Tanah Airku yang menunjukkan rasa bangga pada Tanah Air yang elok dengan beragam budaya serta lagu Bolelebo, lagu daerah tentang kecintaan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Maria, yang akrab disapa Ani Sabu, merasa sangat terhormat mendapat kepercayaan menyanyikan dua lagu Indonesia di hadapan delegasi DEWG G20.
"Ini menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan selama hidup," katanya.
Pemain sasando Jaegril Pah mengemukakan bahwa kehadirannya pada acara pembukaan pertemuan G20 merupakan wujud perhatian pemerintah pada seniman lokal.
"Kesempatan yang membanggakan dan bukti perhatian kepada seniman lokal. Alat musik khas NTT menjadi lebih dikenal masyarakat internasional," kata dia.
Sasando merupakan alat musik yang bentuknya serupa sayap dan dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar atau harpa.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang seperti harpa yang biasanya terbuat dari bambu. Sasando mempunyai ruang resonansi suara yang terbuat dari anyaman daun lontar yang sering disebut haik.
"Perpaduan antara bahan yang natural dan bahan hasil dari teknologi ini memberikan kita pelajaran bahwa kita tidak pernah bisa lepas alam," kata Jaegril.
Pertemuan ketiga DEWG G20 diikuti oleh 20 delegasi, 17 delegasi hadir secara fisik dan tiga delegasi hadir secara virtual.
Baca juga: Feature - Sasando performance enthralls delegates of 2nd G20 Sherpa Meeting
Perwakilan dari International Telecommunication Union (ITU), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) juga hadir.
Baca juga: Artikel - Kala senandung dawai Sasando memukau delegasi Sherpa G20
Selain itu, hadir pula perwakilan dari perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.
"Dua lagu itu mencerminkan kecintaan kepada Tanah Air. Jadi pantas ditampilkan dalam ajang internasional DEWG G20 ini," kata Maria Suriyani Fengi, yang menyanyikan kedua lagu itu pada acara pembukaan pertemuan ketiga DEWG G20 di Labuan Bajo, Rabu, (20/7/2022).
Delegasi DEWG G20 yang menghadiri acara pembukaan menikmati suara petikan sasando seniman Jaegril Pah yang mengiringi suara merdu Maria, yang tampil mengenakan pakaian adat Manggarai.
Maria membawakan lagu Tanah Airku yang menunjukkan rasa bangga pada Tanah Air yang elok dengan beragam budaya serta lagu Bolelebo, lagu daerah tentang kecintaan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Maria, yang akrab disapa Ani Sabu, merasa sangat terhormat mendapat kepercayaan menyanyikan dua lagu Indonesia di hadapan delegasi DEWG G20.
"Ini menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan selama hidup," katanya.
Pemain sasando Jaegril Pah mengemukakan bahwa kehadirannya pada acara pembukaan pertemuan G20 merupakan wujud perhatian pemerintah pada seniman lokal.
"Kesempatan yang membanggakan dan bukti perhatian kepada seniman lokal. Alat musik khas NTT menjadi lebih dikenal masyarakat internasional," kata dia.
Sasando merupakan alat musik yang bentuknya serupa sayap dan dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar atau harpa.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang seperti harpa yang biasanya terbuat dari bambu. Sasando mempunyai ruang resonansi suara yang terbuat dari anyaman daun lontar yang sering disebut haik.
"Perpaduan antara bahan yang natural dan bahan hasil dari teknologi ini memberikan kita pelajaran bahwa kita tidak pernah bisa lepas alam," kata Jaegril.
Pertemuan ketiga DEWG G20 diikuti oleh 20 delegasi, 17 delegasi hadir secara fisik dan tiga delegasi hadir secara virtual.
Baca juga: Feature - Sasando performance enthralls delegates of 2nd G20 Sherpa Meeting
Perwakilan dari International Telecommunication Union (ITU), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) juga hadir.
Baca juga: Artikel - Kala senandung dawai Sasando memukau delegasi Sherpa G20
Selain itu, hadir pula perwakilan dari perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.