Flores Timur usul perubahan jadwal pemilu secara nasional

id Bawaslu

Flores Timur usul perubahan jadwal pemilu secara nasional

Ketua Bawaslu Flores Timur, Karolus Rian Tukan (ANTARA Foto/Bernadus Tokan)

Bawaslu Kabupaten Flores Timur sedang berjuang ke Bawaslu, KPU RI dan Kementerian Dalam Negeri untuk merubah jadwal Pemiu 2019 secara nasional, karena bertepatan dengan perayaan Rabu Trewa.

Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur sedang berjuang ke Bawaslu, KPU RI dan Kementerian Dalam Negeri untuk merubah jadwal Pemiu 2019 secara nasional, karena bertepatan dengan perayaan Rabu Trewa.

"Kami mengusulkan agar perubahan jadwal Pemilu 2019 dilakukan secara nasional, tidak hanya untuk daerah pemilihan Flores Timur saja. Jika pergeseran jadwal Pemilu 2019 itu hanya untuk Flores Timur maka tingkat kerawanan pemilu akan semakin tinggi," kata Ketua Bawaslu Flores Timur Karolus Rian Tukan kepada Antara, Rabu (3/10).

Sebelumnya, pihak Keuskupan Larantuka di Flores Timur telah menyurati pemerintah meminta pergeseran jadwal Pemilu 2019 di daerah itu, karena jadwal pemilu pada 17 April 2019 bertepatan dengan perayaan Rabu Trewa (awal dimulainya perayaan Tri Hari Suci Paskah).

Dalam tradisi Gereja Katolik Larantuka, kegiatan pekan suci (semana santa) menjelang perayaan Tri Hari Suci Paskah di ujung timur Pulau Flores itu dimulai dari Rabu Trewa atau umat Katolik setempat menyebutnya hari terbelenggu (trewa).

Pada hari terbelenggu (trewa) ini, umat Katolik setempat berkumpul di kapel untuk berdoa mengenang kisah pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus di Taman Gentsemani.

Sejak pagi hari Larantuka berubah menjadi kota berkabung. Di malam harinya, umat Katolik melakukan ritual bebunyian, sebagai simbol berduka saat Yesus dibelenggu oleh serdadu dan para algojo Yahudi lalu diseret mengelilingi Kota Nazareth setelah ditangkap Yudas Iskariot.

Baca juga: Flores Timur masuk kategori rawan untuk Pemilu 2019

"Segala macam alat dipukul untuk membuat bebunyian, karena keesokan harinya (Kamis Putih) suasana kota bakal sunyi dan sepi," kata Bernard Tukan, salah seorang tokoh Katolik Larantuka.

Pada perayaan Kamis Putih, pihak gereja setempat mulai melakukan upacara Tikam Turo, yaitu menanam lilin di sepanjang ruas jalan yang menjadi rute prosesi Jumat Agung nan abadi di kaki gunung Ile Mandiri itu.

Di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria) dan Kapel Tuan Ana (Yesus), patung Bunda Maria dan patung Yesus yang telah dimateraikan dalam peti mati selama satu tahun penuh, harus dibuka dengan hati-hati oleh petugas conferia (badan organisasi dalam gereja) yang telah diangkat melalui sumpah.

Patung keramat berusia ratusan tahun itu kemudian dimandikan oleh petugas yang ditunjuk. Setelah itu patung dikenakan pakaian berkabung, berupa selembar kain warna hitam atau ungu dan mantel beludru biru.

Malam harinya, umat Katolik melakukan misa di Katedral Reinha Rosari Larantuka untuk mengenang perjamuan malam terakhir antara Yesus dengan 12 orang muridNya sebelum dikhianati oleh Yudas Iskariot.

"Kami akan meminta agar pergeseran jadwal Pemilu dilakukan secara nasional. Kalau geser hanya Kabupaten Flores Timur saja maka tingkat kerawanan lebih tinggi," kata Karolus Rian Tukan.

Baca juga: Bawaslu NTT siap kawal pemilu 2019

Menurut dia, daerah wilayah Flores Timur akan menjadi fokus partai politik untuk merebut suara, karena partai politik membutuhkan tambahan suara untuk memenuhi kuota, setelah penghitungan suara di dua wilayah yakni Lembata dan Alor yang menjadi bagian dari daerah pemilihan tujuh, termasuk Flores Timur.

Pertimbangan lain adalah partisipasi pemilih akan terganggu karena prosesi Jumat Agung di Larantuka tidak hanya dihadiri oleh masyarakat Flores Timur, tetapi juga daerah lain di NTT, seperti Pulau Timor, Sumba dan daratan Pulau Flores.

Hal lain adalah, kegiatan pengawasan hingga ke desa-desa akan sangat terganggu karena keterbatasan personil, akibat kesibukan petugas dalam melaksanakan tugas-tugas pada perayaan Paskah di daerah itu.

Dalam hubungan dengan itu, maka Bawaslu Flores Timur akan mengusulkan kepada KPU RI, Bawaslu dan Kemendagri untuk melakukan pergeseran jadwal Pemilu 2019 yang sudah ditetapkan pada 17 April 2019.

Baca juga: PAN Flores Timur adukan KPU ke Bawaslu