Investasi wisata di Labuan Bajo Rp1,3 triliun

id Labuan Bajo

Investasi wisata di Labuan Bajo Rp1,3 triliun

Bandara internasional Komodo di Labuan Bajo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/ist)

Bank Indonesia mencatat nilai investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) untuk pengembangan daerah wisata Labuan Bajo sudah mencapai lebih dari Rp1,3 triliun.

Kupang (AntaraNews NTT) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat nilai investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) untuk pengembangan daerah wisata Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, sudah mencapai lebih dari Rp1,3 triliun.

"Investasi tersebut berupa pembangunan infrastruktur dalam menyambut kunjungan IMF-World Bank yang mengikuti rapat tahunan di Bali pada Oktober 2018 ini," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Naek Tigor Sinaga di Kupang, Kamis (4/10).

Ia menjelaskan, investasi fisik yang sedang diselesaikan dalam rangka kegiatan itu seperti pengembangan pembangkit listrik di Labuan Bajo berkapasitas 20 MW senilai Rp375 miliar.

Pembangunan kawasan marina termasuk kawasan komersil di dalamnya senilai Rp400 miliar, pembangunan jalan raya Kota Labuan Bajo senilai Rp49 miliar, dan sistem penyediaan air minum (SPAM) senilai Rp17 miliar.

Selain itu, investasi untuk peningkatan status Bandara Komodo menjadi bandara internasional senilai Rp500 miliar, serta pembangunan rest area dan toko souvenir senilai Rp3,4 miliar.

Ia mengatakan, fokus percepatan investasi pembanguan infrastruktur di Labuan Bajo memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan investasi di NTT pada triwulan II yang tercatat tumbuh sebesar 4,61 persen (yoy).

Baca juga: Radar cuaca dukung kegiatan IMF-WB di Labuan Bajo

Pertumbuhan investasi ini meningkat dibandingkan triwulan I 2018 yang tumbuh 2,23 persen (yoy).

Sinaga menjelaskan peningkatan tersebut disumbang oleh investasi bangunan yang tumbuh meningkat sebesar 3,32 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya 0,43 persen (yoy).

Sebaliknya, kata dia, untuk investasi non-bangunan mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 13,75 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar 14,42 persen (yoy).

Kondisi ini terjadi, karena melambatnya investasi jasa pendukung kegiatan usaha di NTT seperti permesinan, peralatan bongkar muat serta kelistrikan.

Baca juga: Telkomsel perkuat jaringan 4G di Labuan Bajo