NTT usulkan pemindahan imigran ke Pulau Ndana

id Wagub

NTT usulkan pemindahan imigran ke Pulau Ndana

Wakil Gubernur NTT Josepf Nae Soi. (AntaraNews NTT Foto/Kornelis Kaha)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengusulkan agar ratusan imigran gelap dari berbagai negara yang saat ini ditampung di Kota Kupang, dipindahkan ke Pulau Ndana Rote di Kabupaten Rote Ndao yang berbatasan dengan Australia.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengusulkan agar ratusan imigran gelap dari berbagai negara yang saat ini ditampung di Kota Kupang, dipindahkan ke Pulau Ndana Rote di Kabupaten Rote Ndao yang berbatasan dengan Australia.

"Kami sementara membahas masalah ini dengan pihak swasta dan organisasi yang menangani masalah imigran (IOM) untuk memindahkan para imigran gelap yang ada di Kota Kupang ke Pulau Ndana Rote," kata Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi di Kupang, Senin (15/10).

Menurut dia, usulan pemindahan tersebut karena kehidupan para imigran gelap di Kota Kupang yang berada dalam pengawasan dan perlindungan organisasi migrasi internasional (IOM), jauh lebih baik dari penduduk lokal.

"Ini yang kami khawatirkan menjadi pemicu konflik sosial, sehingga mengusulkan kepada IOM untuk memindahkan 430 imigran gelap itu ke Pulau Ndana Rote yang berbatasan dengan Australia itu," katanya menegaskan.

Dalam pengamatan Wagub Nae Soi, para imigran gelap itu, pagi minum susu, makan makanan yang sehat, dan pada sore harinya masih meluangkan waktu untuk berfitnes dan berolahraga secara teratur.

Selain itu, mereka (para imigran gelap) juga berbelanja di mall, berkeliaran bebas di dalam kota, serta menonton bioskop pada sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di ibu kota Provinsi NTT ini.

Baca juga: 41 Imigran Asal Vietnam Terdampar di Kupang
Pulau Ndana Rote di Kabupaten Rote Ndao yang berbatasan dengan Australia, diusulkan pemerintah Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi penampungan para imigran gelap dari Timur Tengah yang saat ini ditampung pada sejumlah hotel di kota Kupang. (ANTARA Foto/istimewa) 
"Warga Kota Kupang hanya bisa menonton saja. Kondisi ini yang membuat kami khawatir, karena rentan terhadap konflik sosial. Mungkin saja ada warga yang berpikir, sebaiknya menjadi imigran gelap saja, karena semua kebutuhan hidup ditanggung oleh PBB," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, untuk mewujudkan hal itu, Pemprov NTT akan mencari investor untuk membangun tempat penampungan bagi para imigran di Pulau Ndana Rote serta mengusulkan kepada IOM untuk meneruskannya ke PBB.

"Sistemnya nanti IOM-lah yang akan menyewa tempat itu, sehingga transaksi akan terjadi antara investor dan IOM. Intinya pemerintah NTT menyiapkan tempat, dan tidak mendeportasi mereka," katanya menegaskan.

Namun, sebagai langkah awal sebelum dipindahkan ke pulau seluas sekitar 13 km2 yang sedang dalam pengawasan TNI itu, sebagian imigran gelap yang ada akan dipindahkan ke Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung.

"Untuk tahap awal, kami targetkan 26 imigran gelap dipindahkan ke Pangkal Pinang, dari sekitar 430 orang yang ditampung pada sejumlah hotel di Kota Kupang, akibat terbatasnya ruang penampungan di Rumah Detensi Imigran (Rudemin) Kupang," kata Nae Soi.

Para imigran gelap itu, umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkonflik seperti Afghanistan, Pakistan serta sejumlah negara dari Timur Tengah. 

Baca juga: Tujuh Imigran Gelap Dilarikan ke Rumah Sakit
Dua pesawat tempur sedang melintas di atas Pulau Ndana Rote di Kabupaten Rote Ndao yang diusulkan pemerintah Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi penampungan para imigran gelap dari Timur Tengah yang saat ini ditampung pada sejumlah hotel di kota Kupang. (ANTARA Foto/istimewa)