Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat di beberapa pulau di daerah tersebut yang menghadapi krisis air dampak musim kemarau tahun ini.
"Monitoring (pemantauan) ke beberapa titik, harus suplai air bersih. Itu seperti Pulau Messah, Papagarang, Kerora," kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Barat Oktavianus Andi Bona di Labuan Bajo, Kamis, (25/8/2022).
Ia menyebut langkah tersebut sebagai strategis untuk mengatasi bencana kekeringan di daerah setempat.
Pihaknya juga meminta warga mencegah dan mewaspadai kebakaran hutan dan lahan yang juga salah satu dampak musim kemarau.
Ia mengatakan koordinasi terus dilakukan BPBD bersama pemangku kepentingan lain untuk memberikan bantuan dan informasi terkait dengan bencana kekeringan ini kepada warga.
Berdasarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di NTT per 20 Agustus 2022 dari BMKG, saat ini 100 persen dari total zona musim di NTT telah berada dalam periode musim kemarau sehingga diperlukan kewaspadaan terkait dengan ancaman bencana kekeringan.
"Dampak dari bencana kekeringan selain kekurangan air bersih yakni kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Dalam Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Kekeringan Provinsi NTT Tahun 2022, Rabu (24/8), secara daring, Oktavianus juga melaporkan kondisi kebakaran lahan yang terjadi beberapa hari terakhir di Labuan Bajo.
Berdasarkan peringatan waspada kebakaran hutan dan lahan yang dikeluarkan BMKG, Kabupaten Manggarai Barat juga menjadi wilayah dengan status waspada atau berada pada tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah (berwarna merah).
Warna merah menunjukkan bahwa alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi kering dan mudah terbakar.
Ia menjelaskan kebakaran sabana di Labuan Bajo disebabkan ulah manusia, antara lain terkait dengan kelalaian kepentingan pertanian dan peternakan.
Atas dasar itu, BPBD Manggarai Barat melaporkan kondisi tersebut ke Bupati Manggarai Barat. Surat imbauan kewaspadaan bencana kekeringan yang berdampak pada kebakaran hutan dan lahan telah dikeluarkan oleh bupati setempat kepada para pemilik tanah yang melakukan aktivitas di ladang.
Mereka diminta tidak membakar lahan karena dapat menimbulkan kebakaran meluas ke areal hutan dan pemukiman.
Baca juga: Pemkab Mabar imbau warga waspada kebakaran hutan dan lahan
Oleh karena itu, katanya, butuh kesepakatan bersama semua warga desa atau kampung agar tidak membakar sisa rumput dan ranting di lahan saat membuka lahan baru atau mengerjakan lahan garapan.
Pemkab setempat juga mendorong pembentukan Posko Siaga Bencana Kebakaran di setiap desa guna mengantisipasi kedaruratan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga: BPBD NTT dorong kelompok kerja identifikasi ancaman kekeringan
"Jika terjadi kebakaran pada suatu lokasi, diharapkan warga melapor ke aparat desa atau posko kecamatan yang telah dibentuk sembari berkoordinasi dengan BPBD dan Satpol PP Manggarai Barat," demikian isi surat imbauan tersebut.