Pihak kepolisian diminta selidiki kebakaran kampung adat

id terbakar

Pihak kepolisian diminta selidiki kebakaran kampung adat

Kampung adat Gurusina di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (13/8) petang sekitar pukul 16.30 Wita terbakar. (ANTARA Foto/istimewa)

Aparat Polda Nusa Tenggara Timur diminta untuk menyelidiki kasus kebakaran yang menimpa sejumlah komunitas rumah adat secara beruntun belakangan ini di Nusa Tenggara Timur.
Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu meminta aparat Polda Nusa Tenggara Timur untuk menyelidiki kasus kebakaran yang menimpa sejumlah komunitas rumah adat secara beruntun belakangan ini.

"Belakangan ini kampung-kampung adat kita di NTT terbakar beruntun, mulai dari Kampung Tarung, Gurusina, Bondo Morotuo dan terakhir Nggela. Ini perlu diselidiki, ada apa sebenarnya," kata Marius kepada Antara di Kupang, Rabu (31/10).

Ia menjelaskan, peristiwa kebakaran kampung adat secara beruntun itu mulai memasuki Oktober 2017 yang melanda Kampung Tarung di Kabupaten Sumba Barat

Selanjutnya, kebakaran melanda kampung adat Gurusina di Kabupaten Ngada pada Agustus 2018, Kampung adat Bondo Morotuo di Kabupaten Sumba Barat pada September 2018, dan baru-baru ini kembali melanda Kampung Adat Nggela di Kabupaten Ende.

Menurutnya, berbagai peristiwa kebakaran beruntun seperti ini berbeda dengan tahun-tahun sebelum 2017 yang jarang muncul adanya peristiwa kebakaran kampung adat.

"Tentu kita tidak mencari kambing hitam tapi anggap saja ini musibah, hanya saja perlu diselidiki oleh aparat kepolisian untuk mengetahui penyebabnya," ujar Marius.

Baca juga: Kampung Adat Nggela di Ende terbakar

Ia mengatakan aparat kepolisian berkewajiban untuk menyelidiki kebakaran kampung adat tersebut, agar masyarakat awam bisa mengetahui sebab-sebabnya.

"Penyebab kebakaran ini perlu diketahui agar ke depannya bisa diatur langkah-langkah pencegahan dan penanganannya, sekaligus untuk membentengi kampung adat yang lain," ujarnya.

Ia mengatakan kampung adat merupakan salah satu aset penting wisata budaya yang selama ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara.

Ia juga meminta perusahaan listrik negara (PLN) NTT untuk melakukan sosialisasi terkait dengan pemasangan lampu listrik pada kampung-kampung adat yang umumnya beratapkan ilalang itu.

"Kami minta kalau bisa listrik untuk kampung-kampung adat dirancang khusus sehingga ketika terjadi korsleting semua aliran listrik padam serentak agar tidak menyambar," katanya.

Selain itu, Marius juga mendorong pemerintah daerah yang memiliki kampung adat agar mengadakan fasilitas seperti hydran air beroperasi secara otomatis ketika terjadi kebakaran.

"Karena sulit dengan pemadaman secara manual dari warga?mengingat rumah-rumah adat terbuat dari bahan-bahan seperti alang-alang, kayu, yang membuat api bisa merambat dengan cepat," katanya.

Baca juga: Kampung adat Gurusina di Ngada terbakar