Penerima pembiayaan Ultra Mikro di NTT tambah 2.431 debitur

id pembiayaan ultra mikro,kredit ultra mikro ntt,penyaluran umi ntt,umi ntt,djpb ntt,kemenkeu,ntt

Penerima pembiayaan Ultra Mikro di NTT tambah 2.431 debitur

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Realisasi penyaluran UMi di NTT telah mencapai 31.136 debitur per Oktober 2022 atau bertambah dari Agustus 28.705 debitur...
Kupang (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat jumlah penerima fasilitas pembiayaan Ultra Mikro (UMi) untuk usaha masyarakat NTT bertambah sebanyak 2.431 debitur sehingga total menjadi 31.136 debitur.

"Realisasi penyaluran UMi di NTT telah mencapai 31.136 debitur per Oktober 2022 atau bertambah dari Agustus 28.705 debitur," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin  (5/12/2022).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan progres realisasi fasilitas pembiayaan atau kredit UMi pada 2022 di NTT.

Catur menyebutkan total nilai penyaluran kredit UMi sampai Oktober 2022 mencapai sebesar Rp122,65 miliar

Distribusi penyaluran UMi terbesar tersebar di tiga kabupaten di NTT yaitu Flores Timur, Lembata dan Manggarai.

Ia menjelaskan, penyaluran UMi di NTT lebih banyak disalurkan Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar yang mencapai 26.660 debitur dengan nilai mencapai Rp104,69 miliar.

Catur mengatakan kredit UMi merupakan fasilitas pembiayaan dari pemerintah melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kemenkeu untuk mendorong pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat.

Baca juga: Kemenkeu : Penyaluran KUR di NTT bertambah Rp34 miliar

Oleh sebab itu,  pemerintah daerah perlu terus promosi agar semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses fasilitas pembiayaan tersebut guna menghidupkan aktivitas bisnis di NTT.

Baca juga: DJPb jalankan program percontohan pengelolaan dana desa di NTT

"Hadirnya pembiayaan UMi ini juga untuk menjawab salah satu isu yang dihadapi di NTT adalah bagaimana masyarakat mendapatkan literasi dan akses pembiayaan usaha di masyarakat," katanya.