Kapolda : Kasus penculikan anak di NTT hanya isu di medsos
...Jangan panik berlebihan tetapi, kalau waspada itu perlu dengan memastikan anak kita terhindar dari bujuk rayuan orang baru atau yang tidak dikenal
Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Johanis Asadoma mengatakan bahwa informasi soal penculikan anak di NTT hanyalah isu yang menyebar di media sosial sehingga masyarakat tidak perlu cemas.
"Di Kupang belum ada jadi cuma isu. Kadis pendidikan memang ada keluarkan edaran soal marak penculikan anak di Kupang, padahal belum ada penculikan," katanya di Kupang, Jumat, (3/2/2023).
Dia mengemukakan hal itu, di hadapan sejumlah pedagang di pasar Naikoten Kota Kupang dalam kegiatan "Jumat Curhat bersama Bapak Kapolda NTT”.
"Jumat Curhat bersama Bapak Kapolda NTT merupakan kegiatan rutin dengan lokasi yang berbeda-beda setiap hari Jumat, dengan tujuan ingin mendengar langsung keluhan dari masyarakat soal keamanan dan permasalahan lainnya.
Orang nomor satu di Polda NTT itu meminta agar masyarakat di NTT, khususnya di Kota Kupang tidak panik berlebihan dengan isu penculikan anak tersebut.
“Jangan panik berlebihan tetapi, kalau waspada itu perlu dengan memastikan anak kita terhindar dari bujuk rayuan orang baru atau yang tidak dikenal,” tambah dia.
Sebelumnya seorang penjual daging di pasar Naikoten Kota Kupang Albert Koanak (47) menyampaikan keresahannya soal informasi penculikan anak yang saat ini ramai dibicarakan.
Ia juga minta perhatian Kapolda NTT agar memperketat keamanan diikuti dengan penambahan jumlah polisi di kawasan pasar.
Albert juga berharap agar tiap kelurahan di Kota Kupang ada pos keamanan minimal dua pos keamanan dan polisi yang bertugas.
Selain kecemasan soal masalah penculikan anak, beberapa pedagang juga meminta agar saat tengah malam personel kepolisian melakukan patroli di pasar karena sering ada orang mabuk yang membuat keresahan di pasar.
Alto Wakalulu (30), penjual ayam mengaku kalau masyarakat merasa aman dengan kehadiran polisi di tengah masyarakat. Namun ia mengeluhkan masih ada oknum polisi yang kadang melakukan intimidasi saat tilang di jalan.
“Polisi sudah sering turun ke jalan tapi agar lebih santun saat menindak warga," ujarnya.
Baca juga: Kapolda NTB bilang penyebar hoaks penculikan anak terancam 10 tahun penjara
Baca juga: Polisi : Tersangka kasus penyekapan anak terancam lima tahun penjara
"Di Kupang belum ada jadi cuma isu. Kadis pendidikan memang ada keluarkan edaran soal marak penculikan anak di Kupang, padahal belum ada penculikan," katanya di Kupang, Jumat, (3/2/2023).
Dia mengemukakan hal itu, di hadapan sejumlah pedagang di pasar Naikoten Kota Kupang dalam kegiatan "Jumat Curhat bersama Bapak Kapolda NTT”.
"Jumat Curhat bersama Bapak Kapolda NTT merupakan kegiatan rutin dengan lokasi yang berbeda-beda setiap hari Jumat, dengan tujuan ingin mendengar langsung keluhan dari masyarakat soal keamanan dan permasalahan lainnya.
Orang nomor satu di Polda NTT itu meminta agar masyarakat di NTT, khususnya di Kota Kupang tidak panik berlebihan dengan isu penculikan anak tersebut.
“Jangan panik berlebihan tetapi, kalau waspada itu perlu dengan memastikan anak kita terhindar dari bujuk rayuan orang baru atau yang tidak dikenal,” tambah dia.
Sebelumnya seorang penjual daging di pasar Naikoten Kota Kupang Albert Koanak (47) menyampaikan keresahannya soal informasi penculikan anak yang saat ini ramai dibicarakan.
Ia juga minta perhatian Kapolda NTT agar memperketat keamanan diikuti dengan penambahan jumlah polisi di kawasan pasar.
Albert juga berharap agar tiap kelurahan di Kota Kupang ada pos keamanan minimal dua pos keamanan dan polisi yang bertugas.
Selain kecemasan soal masalah penculikan anak, beberapa pedagang juga meminta agar saat tengah malam personel kepolisian melakukan patroli di pasar karena sering ada orang mabuk yang membuat keresahan di pasar.
Alto Wakalulu (30), penjual ayam mengaku kalau masyarakat merasa aman dengan kehadiran polisi di tengah masyarakat. Namun ia mengeluhkan masih ada oknum polisi yang kadang melakukan intimidasi saat tilang di jalan.
“Polisi sudah sering turun ke jalan tapi agar lebih santun saat menindak warga," ujarnya.
Baca juga: Kapolda NTB bilang penyebar hoaks penculikan anak terancam 10 tahun penjara
Baca juga: Polisi : Tersangka kasus penyekapan anak terancam lima tahun penjara