Jakarta (ANTARA) - Sidang Pleno Ke-4 Komite Sentral ke-20 Partai Komunis Tiongkok telah ditutup di Beijing. Hasil terpenting dari Sidang Pleno ini adalah meninjau dan mengesahkan dokumen "Usulan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok tentang Perumusan Rencana Lima Tahun Ke-15 untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional".
Usulan ini menganalisis secara mendalam posisi historis perkembangan Tiongkok serta perubahan kompleks dan mendalam yang dihadapi, merencanakan secara sistematis target, tugas, dan penyusunan strategi pembangunan sosial dan ekonomi untuk lima tahun ke depan, sekaligus memberikan pedoman tindakan yang ilmiah untuk memajukan Modernisasi ala Tiongkok secara mantap.
Rencana Pembangunan Lima Tahun (repelita) adalah kunci sukses bagi pembangunan Tiongkok yang stabil dan berkelanjutan, yang mencerminkan keunggulan dan kepastian dari ekonomi pasar sosialis.
Perumusan rencananya juga merefleksikan penekanan Tiongkok pada sifat makro, strategis, panduan, dan jangka panjang dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Menyusun dan menerapkan rencana jangka panjang dan menengah untuk pembangunan sosial dan ekonomi nasional merupakan sistem penting dalam kerja sosial dan ekonomi, sekaligus cara penting dalam tata kelola pemerintahan Tiongkok.
Sejak tahun 1953, Tiongkok telah menyusun dan menerapkan 14 repelita, yang memainkan peran penting yang tak tergantikan dalam pembangunan sosial dan ekonomi negara, peningkatan kekuatan komprehensif nasional, serta perbaikan taraf hidup rakyat.
Sidang Pleno Ke-4 Komite Sentral Ke-20 memiliki signifikansi pemanduan yang besar terhadap arah perkembangan Tiongkok dalam lima tahun ke depan. "Usulan" berpegang teguh pada prinsip berpusat pada pembangunan ekonomi, membuat penyusunan untuk pembangunan di bidang-bidang sosial-budaya Tiongkok, peradaban ekologis, dan lain-lain, serta menetapkan tujuan-tujuan yang jelas dalam aspek pembangunan berkualitas tinggi, kemandirian dan ketangguhan sains dan teknologi, pendalaman reformasi secara komprehensif, kemakmuran dan perkembangan budaya sosialis, peningkatan kualitas hidup rakyat, pembangunan Tiongkok yang indah, modernisasi kapabilitas dan sistem keamanan nasional, serta pembangunan berkualitas tinggi modernisasi pertahanan dan angkatan bersenjata.
Sidang Pleno ini memfokuskan pada sasaran pembangunan sosial dan ekonomi, serta menyampaikan pesan strategis bahwa Tiongkok akan berpegang teguh dengan "Pembangunan Berkualitas Tinggi" sebagai inti, mengandalkan "Kemandirian dan Ketangguhan Iptek" sebagai mesin penggerak, serta menganggap "Pendalaman Reformasi secara Komprehensif" sebagai pendorong. Hal ini membangun konsensus dan kekuatan untuk memajukan Modernisasi ala Tiongkok.
Di bawah kepemimpinan strategis Presiden Xi Jinping dan Presiden Prabowo Subianto, hubungan Tiongkok-Indonesia mempertahankan momentum perkembangan yang kuat. Kerja sama pragmatis kedua negara telah menuai hasil yang melimpah.
Belakangan ini, saya menghadiri serangkaian acara, termasuk Acara Promosi Kerangka Penyelesaian Transaksi Bilateral dalam Mata Uang Lokal dan Interoperabilitas QR Code, Periklindo Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025, serta Upacara Peresmian Pembukaan Penerbangan Langsung Rute Haikou-Jakarta dan Acara penjemputan. Cara pembayaran lintas batas Tiongkok-Indonesia semakin beragam.
Pihak Tiongkok mendukung Indonesia dalam membangun pusat manufaktur regional untuk kendaraan listrik dan baterai penggerak. Frekuensi penerbangan langsung antara Tiongkok dan Indonesia telah mencapai 264 penerbangan per pekan, yang mendorong pariwisata dan pertukaran budaya antara kedua negara.
Semua pencapaian ini merupakan cerminan dari komitmen Tiongkok untuk terus memperluas keterbukaan tingkat tinggi terhadap dunia luar, mendorong pengembangan dan inovasi perdagangan, memperluas ruang kerja sama investasi dua arah, serta membangun bersama "Sabuk dan Jalan" (Belt and Road Initiative) yang berkualitas tinggi. Tiongkok dan Indonesia, sesama negara berkembang yang besar, pasar negara berkembang, dan kekuatan utama "Global South".
Pembangunan Modernisasi ala Tiongkok sangat selaras dengan Visi Indonesia Emas 2045, menciptakan kondisi yang kondusif bagi kedua negara untuk saling mendukung dan memajukan satu sama lain dalam menjelajahi jalan yang sesuai dengan kondisi negara masing-masing.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 12 tahun berturut-turut, dan selama 9 tahun berturut-turut menempati posisi tiga besar sumber investasi bagi Indonesia.
Sejumlah proyek penting, seperti "Koridor Ekonomi Komprehensif Regional" dan "Dua Negara, Taman Kembar"(Two Countries, Twin Parks) terus dikembangkan. Kerja sama di bidang-bidang, seperti pembangunan infrastruktur, energi dan mineral, kawasan industri, serta pariwisata dan pertukaran budaya semakin semarak. Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) telah menjadi "Merek Unggulan" kedua negara dalam pembangunan bersama "Sabuk dan Jalan" yang berkualitas tinggi, dengan manfaat sosial dan ekonominya semakin nyata.
Presiden Xi Jinping mengutip ucapan rekan-rekan dari kalangan bisnis dan industri, bahwa Tiongkok telah menjadi sinonim tempat tujuan investasi terbaik, dan "Tiongkok" berikutnya tetaplah Tiongkok.
Titik tolak dan tujuan akhir Modernisasi ala Tiongkok adalah memungkinkan 1,4 miliar penduduk Tiongkok menikmati kehidupan yang lebih sejahtera. Bagi dunia, hal ini berarti pasar yang lebih luas dan peluang kerja sama yang belum pernah ada sebelumnya, yang juga akan menyuntikkan daya terbesar bagi modernisasi dunia.
Kerja sama Tiongkok-Indonesia di bidang-bidang, seperti pertanian, ekonomi digital, kecerdasan buatan (AI), energi hijau, layanan kesehatan, dan ekonomi biru sedang berkembang pesat dan masih memiliki potensi yang sangat besar.
Melihat ke depan, pintu keterbukaan Tiongkok akan dibuka semakin lebar. Tiongkok akan terus memperdalam penyelarasan Inisiatif "Sabuk dan Jalan" dengan strategi pembangunan Indonesia, membangun kerja sama rantai industri dan pasokan Tiongkok-Indonesia yang lebih erat, memperluas investasi dua arah dan pertukaran masyarakat, serta mendorong lebih banyak proyek untuk berakar dan tumbuh subur di Indonesia.
Langkah-langkah ini akan membawa manfaat nyata yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat kedua negara, sekaligus menyuntikkan energi baru bagi kemakmuran bersama dan Kemitraan Strategis Komprehensif kedua negara.
*) Wang Lutong adalah Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia
Editor: Masuki M Astro
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peluang baru Indonesia dalam perspektif rencana pembangunan Tiongkok

