Mahasiswa Undana berhasil ciptakan mesin pengering untuk makanan tambahan bayi

id NTT, mesin pengering,Kota Kupang,UNDANA KUPANG,Mahasiswa Undana ciptakan mesin pengering,mesin pengering untuk makanan

Mahasiswa Undana berhasil ciptakan mesin pengering untuk makanan tambahan bayi

Muhammad Durrun Avis (kanan) dan rekannya Mahalalila Sekar Bayu berpose di depan mesin pengering yang diciptakan mereka dalam pameran Teknologi ramah perempuan di Kupang, Rabu (8/2). ANTARA/Kornelis Kaha

Kami buat ini sepulangnya kami dari kuliah kerja nyata (KKN) di Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang...
Kupang (ANTARA) - Dua mahasiswa dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, berhasil menciptakan mesin pengering sekaligus pengawet bahan makanan tambahan bagi balita atau bayi yang dikhususkan untuk daerah pedalaman Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Muhammad Durrun Avis (20)  salah seorang mahasiswa yang menciptakan mesin itu ditemui di Kupang, Rabu, (8/2/2023) mengatakan, mesin pengering dan pengawet bahan makanan itu dibuat oleh dirinya bersama rekannya Mahalalila Sekar Bayu (22) secara otodidak.

"Kami buat ini sepulangnya kami dari kuliah kerja nyata (KKN) di Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang," katanya di sela-sela pameran teknologi ramah perempuan di Kupang.

Dia menceritakan bahwa selama mereka KKN di desa-desa di kecamatan tersebut, mereka melihat banyak mama-mama yang sibuk dengan kegiatan berkebun, sehingga kebutuhan makanan anak-anak khususnya balita tidak dilihat gizinya.

Balita hanya diberikan makanan alakadarnya tanpa melihat atau memikirkan bahwa balita juga butuh tambahan gizi.

Karena itu, ujar dia, saat Yayasan Penguatan Lintas Belajar Kelompok Lokal (PIKUL) meminta kolaborasinya untuk membuat teknologi ramah perempuan, pihaknya pun akhirnya terlibat.

Dia mengatakan bahwa mesin pengering yang dibuat itu untuk saat ini masa waktu untuk mendapatkan hasil yang maksimal butuh waktu sembilan sampai 12 jam.

"Namun bisa juga lebih cepat tergantung kadar air yang ada di dalam makanan yang dimasukkan," ujar dia.

Dia mencontohkan, jika wortel dengan irisan kecil dimasukkan ke dalam mesin pengering itu, maka butuh waktu sekitar sembilan jam saja. Tetapi jika pisang dengan irisan tipis sama dengan wortel maka masa waktunya sekitar 12 jam," ujar dia.

Sementara itu Mahalalila mengatakan, mesin pengering yang mereka ciptakan itu, masih belum sempurna, tetapi setidaknya bisa membantu mama-mama di desa untuk bisa membuat makanan tambahan bagi anak-anaknya.

"Kami berdua bermimpi kelak bisa membuat dengan daya pengeringnya lebih cepat. Namun kami masih butuh banyak alat-alat lainnya untuk menyempurnakan itu, sehingga bisa membantu mama-mama di desa-desa," ujar dia.

Sementara itu kader posyandu Desa Oelbanu Melsiana Baitanu menilai bahwa apa yang diciptakan oleh dua mahasiswa itu sangat membantu sekali.

"Sekarang mama-mama lebih mudah kalau mau mengeringkan makanan tambahan bagi anak-anak. Kalau misalnya pisang, sudah diiris kecil-kecil ketika sudah kering bisa dihaluskan untuk menjadi bubur bagi balita," tambah dia.

Baca juga: Kerja sama Undana dan Pemkot Kupang kembangkan SDM

Baca juga: Ikatel Undana dan PKBS bantu 205 paket alat tulis untuk pelajar di pedalaman