Para peternak sapi diminta budidaya Lamtoro Taramba

id LAMTORO

Para peternak sapi diminta budidaya Lamtoro Taramba

Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke (duduk) ketika sedang meninjau pembibitan Lamtoro Taramba di wilayah kerjanya. (ANTARA Foto/dok)

"Lamtoro Taramba ini oleh masyarakat atau peternak lebih gampang dikembangkan karena hanya ditanam saja, dan bisa bertumbuh dengan cepat," kata Danny Suhadi.
Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Danny Suhadi meminta para peternak sapi di daerah ini untuk membudidayakan tanaman Lamtoro Taramba sebagai sumber pakan utama.

"Lamtoro Taramba ini oleh masyarakat atau peternak lebih gampang dikembangkan karena hanya ditanam saja, dan bisa bertumbuh dengan cepat," katanya di Kupang, Kamis (17/1).

Ia menjelaskan, tanaman lamtoro taramba sangat adaptif dengan lingkungan dan hasilnya bisa memenuhi protein yang cukup bagus untuk ternak sapi.

Sementara itu, peneliti peternakan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT Dr Jacob Nulik mengatakan sejak 2014, BPTP NTT bersama para peternak dari Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang telah melakukan percobaan pakan terhadap varietas Lamtoro Taramba dari Hawai, Amerika Serikat.

Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa varietas Lamtoro Taramba mampu meningkatkan bobot berat sapi dari 15 kilogram per bulan menjadi 30-40 kg per bulan.

Atas dasar itu, Danny Suhadi meminta para peternak sapi di NTT agar membudidaya tanaman Lamtoro Taramba dalam jumlah banyak untuk meningkatkan produktivitas ternaknya.

Baca juga: Gubernur dorong pengusaha lokal bangun industri pakan ternak
Para peternak sapi di NTT diminta untuk budidaya tanaman Lamtoro Taramba sebagai pakan utama. (ANTARA Foto/dok)
Ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah daerah di NTT untuk dijadikan sebagai pengembangan Lamtoro Taramba, seperti Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur, dan Rote Ndao.

Ia menjelaskan setiap satu kilogram benih Lamtoro Taramba bisa ditanam untuk lahan seluas tiga hektare. Jika pengembangan awal seluas 15.000 hektare, maka diperlukan sekitar 5.000 kg-6.000 kg benih atau setara dengan nilai sekitar Rp20.000.

Hanya saja, kata dia, untuk kebutuhan anggaran benih belum tersedia. "Sumber dana bisa dari APBN,  APBD, Dana Desa, bahkan kelompok karena pengembangan ini inklusif sehingga harus melibatkan semua pihak dan penerima manfaat," katanya.

Ia menambahkan, selain rencana pengadaan benih Lamtoro Taramba, pihaknya juga meminta para peternak untuk mulai memperbanyak biji tanaman tersebut dengan hasil yang sudah didapatkan selama ini.

Baca juga: Dinas Peternakan NTT fokus pada pengembangan industri pakan
Baca juga: Optimalisasi lahan kosong untuk pakan ternak
Dinas Peternakan NTT mengimbau para peternak sapi untuk budidaya tanaman Lamtoro Taramba sebagai pakan utama. (ANTARA Foto/dok)