Karkhas - Kisah orang-orang yang melawan keinginan untuk tidur

id somniphobia,kisah,melawan,tidur,gangguan tidur,susah tidur,artikel kesehatan Oleh Ahmad Faishal Adnan

Karkhas - Kisah orang-orang yang melawan keinginan untuk tidur

Ilustrasi gangguan kesehatan tidur. ANTARA/Reuters/Raul Ortin

Ketika Anda menemukan tempat yang secara mental dapat membuat tertidur, Anda akan merasakan ketakutan atau beranggapan akan ada mimpi-mimpi buruk terjadi...
Jakarta (ANTARA) - Suatu waktu, seorang perempuan dari wilayah Kansas, Amerika Serikat, bernama Elizabeth Johnson, pernah berniat untuk pergi tidur. Awalnya, ia merasa sangat rileks ketika sudah berbaring di atas kasur yang nyaman, memejamkan mata, dan siap untuk terbang ke alam mimpi dengan nyenyak.

Akan tetapi, baru saja beranjak mengantuk dan belum sempat beralih ke alam mimpi, rasa cemas tiba-tiba menyergap dan membuat Elizabeth kehilangan kendali.

"Alih-alih berusaha melanjutkan tidur, saya merasakan panik, adrenalin saya terpacu dan akhirnya saya kembali terjaga. Pilihannya adalah harus mencoba lagi dari awal untuk bisa tertidur, atau menyerah untuk malam itu," kata perempuan 38 tahun tersebut menggambarkan apa yang kemudian ia sebut sebagai somnifobia atau takut pada tidur.

Perempuan yang berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris dan sejarah itu mengalami permasalahan takut tertidur yang menjadi gejala paling umum dari somnifobia sejak ia berusia 7 tahun. Awalnya, ia hanya mengalami kesulitan untuk tidur atau insomnia yang mulai berkembang menjadi rasa takut tertidur pada usia 12 tahun.

"Ketika Anda menemukan tempat yang secara mental dapat membuat tertidur, Anda akan merasakan ketakutan atau beranggapan akan ada mimpi-mimpi buruk terjadi. Kemudian, akan muncul lapisan ketakutan lain untuk tidur yang membuat cemas karena Anda tidak menyadari apa yang sedang terjadi," kata Elizabeth seperti dilansir dalam sebuah artikel di The Guardian, Rabu (26/4).

Permasalahan tersebut terus menghantui Elizabeth hingga ia beranjak dewasa dan mencapai puncak ketika menginjak usia 31 tahun. Gangguan yang ia alami silang sengkarut sesuai tingkat stres dan kecemasan antara takut tertidur dan apa yang ia sebut sebagai insomnia biasa.

"Sekarang keadaan sedikit lebih baik. Bila beruntung, saya bisa tidur selama 5 jam, namun dalam kondisi buruk mungkin 2 jam atau tidak tertidur sama sekali," imbuh ibu dua orang anak, yang masing-masing berusia 7 dan 11 tahun dengan keluarga yang mendorongnya untuk keluar dari lingkaran hidup menakutkan itu.


Lelah dan stres