Brandy lantas mencoba berbagai upaya untuk mengatasi ketakutannya selama bertahun-tahun dan mulai melihat hasil yang lebih baik. Meski metode hipnosis tidak bekerja dengan baik untuknya, namun rupanya meditasi sangat membantu.
"Saya melakukan peregangan sebelum tidur. Selain itu, mendengarkan suara rintik hujan atau membaca juga cukup membantu. Meski begitu, saya masih belum bisa tidur dalam jangka waktu lama. Saya sadar ketika sedang bermimpi dan tubuh saya memaksa untuk bangun dari tidur," jelasnya.
Meski tidak satu pun dari pilihan solusi tersebut berlaku sama untuk setiap individu, namun satu hal yang paling bisa diandalkan setiap saat oleh Brandy adalah kehadiran David Attenborough.
Sir David Attenborough kerap membuat dokumenter bentang sejarah alam dengan fokus pada kehidupan flora dan fauna di bumi. Sosok yang Brandy andalkan itu adalah pria bergelar bangsawan masyhur yang dikenal dunia sebagai pesohor BBC, ahli biologi, sejarawan alam, dan penulis.
"Saya telah menonton hampir semua karya yang pernah dibuat olehnya. Saya suka semua hal tentang alam, dan jika film dokumenter David Attenborough diputar di TV, maka saya sangat mungkin bisa tertidur," jelas Brandy.
Mengacu kisah hidup Brandy--dan Elizabeth pada awal tulisan--, maka persoalan trauma juga memperburuk kondisi kesehatan tidur. Secara lebih parah, Brandy malah sempat mendapatkan pelecehan seksual oleh mendiang ayahnya.
"Apa yang terjadi membuat saya dua kali lebih sulit untuk tidur di malam hari karena beberapa kali saya terbangun dengan kondisi ayah berada di tempat tidur saya. Hal itu tertanam demikian mendalam di otak saya," ungkapnya.
Adapun Elizatbeth juga mengalami pengalaman traumatik serupa saat berusia 9 tahun atau sekitar dua tahun berjalan dengan permasalahan gangguan tidurnya.
"Itulah sebabnya gangguan tidur saya semakin parah. Segala hal berubah dari sekadar ketakutan yang diduga-duga, menjadi sebuah ketakutan yang bersifat nyata," kenang Elizabeth.
Ia lantas mendapatkan diagnosis mengalami PTSD, depresi, kecemasan, insomnia karena alasan medis dan kesehatan mental, serta narkolepsi--yang belum bisa dipastikan merupakan akibat dari insomnia atau justru menjadi bagian tak terpisahkan karena terkadang narkolepsi bisa menyebabkan insomnia.
Selama tujuh tahun sejak masalah somnifobia-nya menyeruak, Elizabeth telah menemui spesialis kesehatan tidur dan psikiater. Melalui terapi berbicara, dia telah melatih keterampilan mengatasi dan belajar melepaskan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.
"Saya duduk dengan terapis dan kami membuat daftar hal-hal di kepala yang membuat saya tidak bisa tidur. Lalu, kami menemukan cara untuk melawan itu semua kemudian mengunci rapat semua pintu," jelasnya.
Cara lain yang ditempuh Elizabeth adalah menemukan pola untuk membuat otaknya merasa santai dan nyaman ketika dia dalam keadaan segar alias tidak ingin tertidur. Ia juga menjalani pengobatan untuk membantu mengatasi kesehatan tidur dan kecemasan.
Memanfaatkan media sosial, Elizabeth lantas menggagas sebuah komunitas di Facebook dan kerap memberikan saran kepada orang yang tengah menghadapi kesulitan untuk tidur agar tidak membiarkan masalah tersebut bersarang terlalu lama di dalam pikiran.
Baca juga: Artikel - Seberapa penting memikirkan konsumsi gula dalam hidup yang manis ini?
Menurutnya, banyak orang pada awalnya mengalami insomnia, lantas mulai mencari tahu lewat Google dan berakhir dengan ketakutan yang semakin besar.
"Hubungi teman-teman, dokter, atau terapis, karena Anda bukan satu-satunya orang yang mengalami situasi pelik tersebut," tegasnya.
Baca juga: Artikel - Meretas mitos telur dan memangkas tengkes
Ia berketetapan bahwa somnifobia tidak menandakan seseorang mengalami gangguan jiwa atau yang paling parah: tidak akan pernah tertidur untuk selamanya.
Baca juga: Artikel - Mengenal jam tangan berkemampuan mendeteksi kesehatan darah
Menurut Elizabeth, masalah itu tidak harus terjadi dalam waktu lama setiap malam dan menghantui seseorang seumur hidup.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Somnifobia: Kisah orang-orang yang melawan keinginan untuk tidur