Artikel - Bisakah banjir bandang mendorong rekonsiliasi nasional di Libya?

id Banjir Libya,Libya,Khalifa Haftar,Abdul Hamid Dbeibah,artikel libya,artikel bencana Oleh Jafar M Sidik

Artikel - Bisakah banjir bandang mendorong rekonsiliasi nasional di Libya?

Pemukiman yang terendam banjir akibat hujan lebat melanda wilayah timur Libya, pada 10 September 2023. (file-Anadolu Agency)

...Jenazah bergelimpangan di mana-mana, di laut, di lembah, di bawah bangunan, kata Chkiouat kepada Reuter. "25 persen Kota Derna lenyap
Pemerintah sementara itu menjanjikan pemilu pada Desember 2021, tetapi tak terwujud karena semua faksi berbeda pendapat mengenai bagaimana pemilu harus dilaksanakan.

Krisis politik makin tajam setelah perdana menteri sementara GNU Abdul Hamid Dbeibah, tak mau mundur, padahal menurut HoR, mandatnya selesai begitu pemerintahan sementara berakhir pada akhir 2021.

HoR kemudian menunjuk Fathi Bashagha sebagai perdana menteri tandingan, dalam pemerintahan di Libya timur yang kemudian disebut Pemerintah Stabilitas Nasional (GNU).

Beberapa masa kemudian Jenderal Haftar memecat Bashagha untuk digantikan Osama Hammad.

Situasi makin runyam saja, apalagi diperparah oleh intervensi asing, yang memiliki kepentingan berbeda-beda di Libya, mulai dari menguasai akses ke pengusahaan minyak Libya, sampai mencegah kaum militan Islam memperluas pengaruhnya ke kawasan-kawasan dekat Libya.

Mesir, Prancis, dan Uni Emirat Arab yang menyokong kubu Jenderal Haftar di Libya timur serta Qatar, Turki, dan Italia yang mendukung kubu Abdul Hamid Dbeibah di Libya barat, membuat upaya menyatukan kekuatan-kekuatan di Libya menjadi semakin pelik.

Namun, bisa saja banjir bandang pekan ini bisa mendorong kelompok-kelompok yang bertikai di Libya itu merenungkan kembali rekonsiliasi nasional, apalagi jauh sebelum banjir bandang itu, mereka sebenarnya sudah beberapa kali mengupayakan hal itu.

Baca juga: Turki siapkan operasi penyelematan korban banjir Badai Daniel di Libya

Menurut laporan Arab Center Washington DC pada 13 Juli 2023, Ibrahim Dbeibah yang keponakan Dbeibah, dan Saddam Haftar yang merupakan anak Haftar, setahun terakhir ini aktif menggelar pembicaraan untuk menjajaki rekonsiliasi nasional.

Bisa saja banjir bandang mengintensifkan prakarsa damai, terlebih banjir Libya timur sendiri menyingkapkan solidaritas dari kalangan berbeda pandangan, terutama pemerintahan di Libya barat yang menyatakan akan menyalurkan bantuan senilai 2 miliar dinar Libya (Rp6,8 triliun) untuk rekonstruksi Benghazi dan Derna, yang menjadi dua kota terparah diterjang banjir bandang itu.

Baca juga: Artikel - Merancang Sigi yang aman dari bencana

Ini bisa menjadi petunjuk awal untuk adanya rekonsiliasi nasional, seperti terjadi di banyak tempat di dunia, termasuk di Aceh 18 tahun lalu, kendati tantangan rekonsiliasi Libya amat berat akibat faksionalisasi politik yang dalam dan campur tangan asing yang besar.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bisakah banjir bandang mendorong rekonsiliasi nasional di Libya?