Untuk fase kedua, tahap konstruksi akan dimulai pada Januari 2024 dan berproduksi komersial pada Maret 2025 dengan kapasitas produksi sebesar 20 GWh.
Nilai investasi yang ditanamkan sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp29,60 triliun dan diperkirakan akan menyerap 2.800 tenaga kerja Indonesia.
"Alhamdulillah dua tahun yang lalu, tepatnya hari ini, kita melakukan groundbreaking terhadap pembangunan baterai mobil, sel baterai, dan dua tahun kemudian ini sudah jadi. Pabrik ini menerapkan teknologi terbaru dari LG. Dari lima pabrik milik LG di dunia, pabrik di Indonesia inilah yang menggunakan teknologi terbaru," ujar Bahlil.
CEO PT HLI Green Power William Hong mengapresiasi dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Menurutnya, keberhasilan perusahaannya dalam merealisasikan proyek investasi di Karawang tidak terlepas dari dukungan pemerintah.
"Tepatnya dua tahun lalu Presiden Jokowi dan Menteri Bahlil datang ke sini untuk groundbreaking, dan dua tahun setelah itu pabrik ini selesai dibangun dan bisa melakukan produksi percobaan seperti ini sangat membuat saya tersentuh," ujar William Hong.
PT HLI Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Investasi PT HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Investasi/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021. Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menggiatkan investasi yang akan mendukung pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Baca juga: Nissan mengadopsi pengisian daya baterai EV standar Amerika mulai 2025
Baca juga: Impresi berkendaraan MG4 EV melintasi jalur mudik menuju Bandung
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bahlil: Pembangunan pabrik baterai EV tunjukkan komitmen hilirisasi