Artikel - Upaya pengendalian wabah PMK
...Kami berharap dengan dukungan tambahan dari Australia ini, melalui rekan-rekan kami di FAO, dapat membantu mengurangi dampak negatif penyakit ini terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak Indonesia, sekaligus melindungi industri pete
Jakarta (ANTARA) - Program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional 2023 telah diluncurkan pada 28 Januari 2023, yang dipusatkan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Hingga kini kegiatan tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan turunnya kasus PMK di Indonesia.
Pengendalian dan Penanggulangan PMK tersebut di antaranya dilakukan melalui kegiatan vaksinasi, penyerahan bantuan vaksin, obat-obatan dan disinfektan serta penandaan ternak yang dilakukan secara serentak dan massal di 29 provinsi seluruh Indonesia.
Pengendalian dan penanggulangan PMK ini merupakan kegiatan yang terus dan harus dilakukan bersama untuk menguatkan kembali tekad dan kerja keras melanjutkan program penanggulangan wabah PMK di Indonesia.
Selain itu, juga merupakan konsolidasi emosional guna menyatukan dinamika pelaksanaan vaksinasi PMK dan penandaan ternak yang dihadapi petugas lapang.
Gerakan pengendalian yang dilakukan itu adalah "bentuk bela negara". Petugas-petugas yang sudah terlatih dan akses vaksin PMK disiapkan untuk mendukung program tersebut. Keberhasilan memberantas PMK akan menjadi modal besar untuk segera membebaskan Indonesia dari wabah PMK.
Upaya pengendalian
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mengemukakan sejak terjadinya wabah PMK di Indonesia pada bulan
Mei 2022, pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah pengendaliannya, seperti melakukan surveilans klinis, biosekuriti, pembatasan lalu lintas ternak dan vaksinasi secara masif serta massal.
Pengadaan vaksin di tahun 2022 telah terealisasi vaksinasi sebanyak 9,3 juta dosis pada seluruh jenis hewan rentan PMK, yaitu sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.
Dampak pemberian vaksinasi pada ternak rentan PMK pada tahun 2022 telah memberikan gambaran penurunan kasus PMK yang cukup signifikan sampai dengan 99,9 persen pada Desember 2022 dibandingkan pada puncak kasus pada bulan Mei.
Pada saat bersamaan jumlah ternak sakit PMK yang terus menurun sejak puncak kasus bulan Juni 2022, dan pada bulan Desember turun sebesar 99,98 persen dari puncak kasus.
Selain itu, dilaporkan 11 provinsi sudah tidak ditemukan kasus PMK baru selama minimal 14 hari sejak kasus terakhir dilaporkan atau Zero Reported Case.
Untuk dapat memberikan kekebalan kelompok ternak, maka cakupan vaksinasi minimal 80 persen populasi hewan rentan PMK. Hal tersebut harus menjadi perhatian bersama untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi agar ternak selamat dari PMK hingga mencapai 100 persen.
Pada tahun 2023, telah dialokasikan vaksin PMK sebanyak 35.841.638 dosis untuk ternak sapi dan kerbau dengan target vaksinasi 80 persen atau sebanyak 32.957.208 dosis.
Jumlah tersebut digunakan untuk tiga kali vaksin, yakni vaksinasi 1 dan 2 dan vaksin booster, dan didistribusikan secara bertahap ke sebanyak 29 provinsi.
Respons global
Pengendalian dan Penanggulangan PMK tersebut di antaranya dilakukan melalui kegiatan vaksinasi, penyerahan bantuan vaksin, obat-obatan dan disinfektan serta penandaan ternak yang dilakukan secara serentak dan massal di 29 provinsi seluruh Indonesia.
Pengendalian dan penanggulangan PMK ini merupakan kegiatan yang terus dan harus dilakukan bersama untuk menguatkan kembali tekad dan kerja keras melanjutkan program penanggulangan wabah PMK di Indonesia.
Selain itu, juga merupakan konsolidasi emosional guna menyatukan dinamika pelaksanaan vaksinasi PMK dan penandaan ternak yang dihadapi petugas lapang.
Gerakan pengendalian yang dilakukan itu adalah "bentuk bela negara". Petugas-petugas yang sudah terlatih dan akses vaksin PMK disiapkan untuk mendukung program tersebut. Keberhasilan memberantas PMK akan menjadi modal besar untuk segera membebaskan Indonesia dari wabah PMK.
Upaya pengendalian
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mengemukakan sejak terjadinya wabah PMK di Indonesia pada bulan
Mei 2022, pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah pengendaliannya, seperti melakukan surveilans klinis, biosekuriti, pembatasan lalu lintas ternak dan vaksinasi secara masif serta massal.
Pengadaan vaksin di tahun 2022 telah terealisasi vaksinasi sebanyak 9,3 juta dosis pada seluruh jenis hewan rentan PMK, yaitu sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.
Dampak pemberian vaksinasi pada ternak rentan PMK pada tahun 2022 telah memberikan gambaran penurunan kasus PMK yang cukup signifikan sampai dengan 99,9 persen pada Desember 2022 dibandingkan pada puncak kasus pada bulan Mei.
Pada saat bersamaan jumlah ternak sakit PMK yang terus menurun sejak puncak kasus bulan Juni 2022, dan pada bulan Desember turun sebesar 99,98 persen dari puncak kasus.
Selain itu, dilaporkan 11 provinsi sudah tidak ditemukan kasus PMK baru selama minimal 14 hari sejak kasus terakhir dilaporkan atau Zero Reported Case.
Untuk dapat memberikan kekebalan kelompok ternak, maka cakupan vaksinasi minimal 80 persen populasi hewan rentan PMK. Hal tersebut harus menjadi perhatian bersama untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi agar ternak selamat dari PMK hingga mencapai 100 persen.
Pada tahun 2023, telah dialokasikan vaksin PMK sebanyak 35.841.638 dosis untuk ternak sapi dan kerbau dengan target vaksinasi 80 persen atau sebanyak 32.957.208 dosis.
Jumlah tersebut digunakan untuk tiga kali vaksin, yakni vaksinasi 1 dan 2 dan vaksin booster, dan didistribusikan secara bertahap ke sebanyak 29 provinsi.
Respons global