Save the Children menggelar panggung suara anak Pulau Sumba

id NTT,hak anak,sumpah pemuda,save the children

Save the Children menggelar  panggung suara anak  Pulau Sumba

Ratusan anak-anak dan orang muda di Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar "Panggung Suara Anak" dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023. (ANTARA/HO-Humas Save The Children Sumba)

Saat ini ruang untuk pengembangan diri anak muda masih terbatas. Ruang pengembangan anak muda sudah ada namun hanya diakses oleh anak – anak yang tergabung dalam kelompok...
Kupang (ANTARA) - Lembaga Save the Children Indonesia bersama ratusan anak-anak dan orang muda di Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar "Panggung Suara Anak" dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023.

“Melalui inisiasi Panggung Suara Anak ini, kami ingin memastikan bahwa setiap anak yang ada di Sumba Barat, khususnya mereka yang berada di daerah yang sulit akses pendidikan dan informasi mendapatkan kesempatan yang sama dalam meningkatkan potensi yang mereka miliki," kata kata Acting Senior Program Implementation Manager Save the Children Indonesia David Walla dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (28/10/2023).

Dengan membekali kemampuan abad 21, pihaknya berharap mereka dapat menjadi agen perubahan di komunitas di masa depan, tambahnya.

Panggung suara anak merupakan satu dari 21 inisiasi anak- anak dan orang muda di Kabupaten Sumba Barat yang berfokus menyuarakan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi dan hak perlindungan anak di tengah situasi krisis iklim.

Menurut dia hasil studi dilakukan Save the Children pada 2022 terhadap 250 siswa di enam kecamatan di Kabupaten Sumba Barat menunjukkan bahwa 55 persen siswa mengaku paham mengenai isu sosial di lingkungannya.

Sedangkan sekitar 77 persen siswa ingin membuat perubahan dan berkontribusi, tetapi mereka tidak percaya diri untuk mendiskusikan ide yang dimiliki dengan orang dewasa.

Selain itu kata dia berdasarkan hasil wawancara Save the Children Indonesia pada 2023 kepada 20 anak remaja di daerah itu menemukan bahwa anak-anak dan orang muda di Kabupaten Sumba Barat masih mengalami kesulitan akses informasi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi dan isu tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan.

Di menjelaskan panggung suara anak yang dilakukan pada Jumat (27/10) bertujuan untuk memberikan ruang aman bagi anak-anak dan orang muda dalam menyuarakan isu yang menjadi keresahan mereka dan sebagai ruang untuk menampilkan ide solusi atas permasalahan sosial yang telah mereka buat.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka hari sumpah pemuda 28 Oktober 2023 sekitar 200 anak dan orang muda di Kabupaten Sumba Barat yang tergabung dalam program SHIFT dan i2Change menyampaikan pesan advokasi secara langsung di hadapan Bupati Sumba Barat Yohanis Dade terkait hak perlindungan anak dalam situasi krisis iklim dan hak akses informasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja, termasuk mempresentasikan gagasan perubahan yang telah mereka dipraktekkan.

Program Inclusive Incubator for Young Changemakers atau i2Change merupakan program pemberdayaan anak-anak dan orang muda berusia 15-24 tahun yang terkena dampak diskriminasi di Kabupaten Sumba Barat.

Sedangkan Program SHIFT merupakan akselerator kampanye untuk orang muda berusia 14-25 tahun yang ingin mempengaruhi perubahan positif di komunitas, sebagai bagian dari program sponsorship Save the Children Indonesia.

Program ini bermitra dengan Sumba Cendekia dan English Goes to Kampung dalam mengembangkan program peningkatan kapasitas bagi anak-anak dan orang muda di Pulau Sumba.

Baca juga: Kaum muda NTT menggelar festival kreativitas pemuda sambut Sumpah Pemuda

Sementara itu Riswan (15) salah satu peserta yang ikut dalam kegiatan "Panggung Suara Anak" mengatakan ruangan untuk pengembangan diri anak muda masih terbatas sehingga para pemuda cenderung melakukan hal-hal negatif karena ruangan pengembangan yang ada hanya diakses oleh komunitas pemuda tertentu.

Baca juga: Kapolda NTT meminta pemuda gelorakan semangat kebangsaan

"Saat ini ruang untuk pengembangan diri anak muda masih terbatas. Ruang pengembangan anak muda sudah ada namun hanya diakses oleh anak – anak yang tergabung dalam kelompok atau komunitas tertentu, sehingga kebanyakan anak dan orang muda lebih banyak melakukan hal-hal negatif seperti kecanduan game online, konsumsi minuman keras, krisis kepercayaan diri dan tidak mengenal diri dengan baik," kata Riswan