Artikel - Awal yang menjanjikan dari Timnas U-17 kita
Semua pemain berperan, semua pemain punya andil, kata sang komentator...
Jakarta (ANTARA) - Jika peringkat FIFA untuk tim senior bisa dipakai pula sebagai parameter untuk melihat posisi Indonesia dalam Grup A Piala Dunia U17, maka Indonesia berada jauh di bawah Maroko, Ekuador, dan Panama.
Maroko menjadi tim berperingkat teratas dengan peringkat 13, disusul Ekuador 36, Panama 44, dan Indonesia dengan 145.
Akan tetapi apa yang terjadi di Gelora Bung Tomo, Jumat (10/11) malam, perbedaan peringkat yang sangat jauh itu ternyata tak begitu terlihat.
Memang bukan parameter yang pas, tapi menahan imbang 1-1 tim yang hanya sekali kalah dari Uruguay dan pernah menaklukkan Kolombia, Chile, dan Argentina serta dua kali menahan seri juara dunia U17 empat kali Brasil dalam Piala Amerika Selatan U17 2023, adalah prestasi yang mesti diacungi jempol dan sekaligus membuat masyarakat sepak bola Indonesia berekspektasi tinggi.
Sudah banyak yang memberikan pujian dan menaruh respek kepada timnas U17 kita karena bertarung penuh wira nan gigih kala melawan Ekuador.
Mereka memang layak mendapatkan pujian, tapi tentunya pujian itu tak membuat mereka menjadi lengah. Sebaliknya, pujian menjadi pemicu untuk bermain lebih bagus lagi dari laga ke laga.
Pujian bahkan sudah disampaikan dari komentator pertandingan yang menyebut Indonesia tampil tak seperti dalam pertandingan-pertandingan internasional sebelumnya.
"Semua pemain berperan, semua pemain punya andil," kata sang komentator, merujuk kekompakan dan kengototan pemain-pemain U17 Indonesia yang membuat mereka tampil solid.
Itu semua mencerminkan kepercayaan diri pemain-pemain Garuda Muda.
Dan, penjaga gawang Ikram Al Giffari menjadi simbol terbesar untuk adanya kepercayaan diri yang tinggi dan sekaligus ketenangan pada Timnas U17 kita.
Beberapa kali kiper dengan tinggi tubuh 183 cm itu menyelamatkan gawang Indonesia, termasuk dengan melakukan dua penyelamatan gemilang kala menangkis sundulan Michael Bermudes dan kemudian striker Allen Obando yang keduanya terjadi tepat di mulut gawang.
Duo bek tengah Muhammad Iqbal Gwijangge dan Zaky Pramana tak kalah menawan. Beberapa kali mereka memenangi perebutan bola dari atas, sekalipun harus bertarung dengan lawan-lawan berpostur tinggi seperti Obando sendiri.
Berlanjut
Maroko menjadi tim berperingkat teratas dengan peringkat 13, disusul Ekuador 36, Panama 44, dan Indonesia dengan 145.
Akan tetapi apa yang terjadi di Gelora Bung Tomo, Jumat (10/11) malam, perbedaan peringkat yang sangat jauh itu ternyata tak begitu terlihat.
Memang bukan parameter yang pas, tapi menahan imbang 1-1 tim yang hanya sekali kalah dari Uruguay dan pernah menaklukkan Kolombia, Chile, dan Argentina serta dua kali menahan seri juara dunia U17 empat kali Brasil dalam Piala Amerika Selatan U17 2023, adalah prestasi yang mesti diacungi jempol dan sekaligus membuat masyarakat sepak bola Indonesia berekspektasi tinggi.
Sudah banyak yang memberikan pujian dan menaruh respek kepada timnas U17 kita karena bertarung penuh wira nan gigih kala melawan Ekuador.
Mereka memang layak mendapatkan pujian, tapi tentunya pujian itu tak membuat mereka menjadi lengah. Sebaliknya, pujian menjadi pemicu untuk bermain lebih bagus lagi dari laga ke laga.
Pujian bahkan sudah disampaikan dari komentator pertandingan yang menyebut Indonesia tampil tak seperti dalam pertandingan-pertandingan internasional sebelumnya.
"Semua pemain berperan, semua pemain punya andil," kata sang komentator, merujuk kekompakan dan kengototan pemain-pemain U17 Indonesia yang membuat mereka tampil solid.
Itu semua mencerminkan kepercayaan diri pemain-pemain Garuda Muda.
Dan, penjaga gawang Ikram Al Giffari menjadi simbol terbesar untuk adanya kepercayaan diri yang tinggi dan sekaligus ketenangan pada Timnas U17 kita.
Beberapa kali kiper dengan tinggi tubuh 183 cm itu menyelamatkan gawang Indonesia, termasuk dengan melakukan dua penyelamatan gemilang kala menangkis sundulan Michael Bermudes dan kemudian striker Allen Obando yang keduanya terjadi tepat di mulut gawang.
Duo bek tengah Muhammad Iqbal Gwijangge dan Zaky Pramana tak kalah menawan. Beberapa kali mereka memenangi perebutan bola dari atas, sekalipun harus bertarung dengan lawan-lawan berpostur tinggi seperti Obando sendiri.
Berlanjut