DBD rentan di permukiman warga yang tidak bersih

id DBD

DBD rentan di permukiman warga yang tidak bersih

Kepala Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang drg Dian Sukmawati Arkiang. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).

Serangan demam berdarah dengue (DBD) rentan terjadi di kawasan permukiman penduduk yang tidak bersih.
Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Puskesmas Pasir Panjang Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur drg Dian Sukmawati Arkiang mengatakan serangan demam berdarah dengue (DBD) rentan terjadi di kawasan permukiman penduduk yang tidak bersih.

"Kawasan permukiman yang lingkungannya tidak bersih menjadi tempat yang rawan akan penyebaran penyakit DBD," katanya di Kupang, Selasa (29/1), terkait dengan penyebaran penyakit DBD yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Ia mengatakan kawasan permukiman menjadi rentan terhadap serangan penyakit DBD, karena setelah digigit nyamuk, virus tersebut langsung menyebar ke tubuh manusia lainnya, seperti sembilan orang yang sedang dirawat di Puskesmas Pasir Panjang saat ini.

Ia mengatakan jumlah penderita tersebut jika dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari 2018, justru mengalami peningkatan, karena hanya terjadi enam kasus.

Pasien yang dirawat di puskesmas itu, juga lebih banyak didominasi anak-anak, sebab nyamuk Aedes Aegypty lebih sering berkeliaran pada siang hari saat anak-anak beristirahat, sehingga tidak jarang jika anak-anak yang lebih banyak yang menjadi korbannya.

Saat ini, Puskesmas Pasir Panjang sudah membuka Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD selama 24 jam sejak 22 Januari 2019, namun secara resmi baru dibuka pada 24 Januari setelah pemerintah Kota Kupang menetapkan DBD sebagai kejadian luar biasa (DBD).

Untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut lebih jauh, ia mengimbau agar masyarakat bisa menggunakan metode 4M, yakni menguras, mengubur dan menutup serta memantau perkembangan nyamuk penyebar maut itu," ujar dia.

Secara terpisah, Kepala Puskesmas Oepoi Maria Stefani mengatakan pihaknya juga sudah membuka posko KLB DBD selama 24 jam guna memberikan respon cepat terhadap setiap kasus DBD yang muncul.

Baca juga: Korban DBD di Kota Kupang terus meningkat
Baca juga: RSUD Kota Kupang rawat 19 penderita DBD