Korban DBD di Kota Kupang terus meningkat

id DBD

Korban DBD di Kota Kupang terus meningkat

Seorang ibu sedang menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD SK Lerik Kota Kupang, Kamis, (24/1/19). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).

Jumlah korban demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kupang terus mengalami peningkatan menjadi 157 orang, dari 134 kasus pada Kamis (24/1), saat pemerintahan menetapkan DBD sebagai KLB di wilayah ibu kota Provinsi NTT.
Kupang (ANTARA News NTT) - Jumlah korban demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kupang terus mengalami peningkatan menjadi 157 orang, dari 134 kasus pada Kamis (24/1), saat pemerintahan Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore menetapkan DBD sebagai KLB di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kabid Penanggulangan dan Pengamatan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih ketika dihubungi Antara di Kupang, Minggu (27/1) mengatakan bahwa sampai dengan Sabtu (26/1), jumlah korban sudah mencapai 157 orang yang tersebar di 40 dari 51 kelurahan yang ada.

Jumlah tersebut, kata dia, meningkat drastis jika dibandingkan dengan kondisi pada hari Jumat (25/1) yang jumlah korban penderita DBD hanya mencapai 134 orang.

"Sampai sejauh ini tak ada korban yang tewas akibat kasus tersebut karena setiap pasien DBD langsung ditanggani dengan baik oleh setiap petugas kesehatan yang ada di rumah sakit Kota Kupang," katanya.

Apalagi, kata Sri Wahyuningsih, instruksi langsung dari Wali Kota Kupang Jefry Riwu Kore juga sangat keras sehingga setiap RS juga bekerja ekstra keras untuk mencegah adanya korban jiwa akibat DBD tersebut.

Menurut dia, semua petugas kesehatan terus melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk memeriksa jika ada warga yang terserang DBD agar langsung dibawa ke RS Kota Kupang.

Tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Kupang bersama puskemas juga turun ke masyarakat untuk menabur bubuk abate di tempat penampungan air milik warga guna mencegah berkembangbiaknya nyamuk penyebar maut.

Baca juga: Kasus DBD di Kota Kupang masuk kategori KLB
Baca juga: Pasien DBD dapat prioritas pelayanan