Kupang (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) rutin mengelar pasar murah di untuk mencegah terjadinya kenaikan harga beras atau harga sembako lainnya dampak dari krisis El Nino di wilayah tersebut.
"Pasar murah sudah rutin kami lakukan tidak hanya pada saat ini tetapi sudah digelar sejak pertengahan tahun 2023 lalu saat sudah ada imbauan soal dampak El Nino," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Disperidag NTT, Vivi Manafe di Kupang, Selasa, (23/1/2024).
Hal ini disampaikannya menanggapi dampak El Nino yang terjadi di NTT khususnya terhadap harga sembako dan beras di sejumlah pasar tradisional di NTT.
Dia mengatakan bahwa pelaksanaan pasar murah dilaksanakan di tujuh Kabupaten dan satu Kota di NTT. Untuk tahun 2024 ini pemerintah daerah akan kembali menggelar pasar murah juga di tujuh kabupaten lainnya di NTT.
Tujuh kabupaten itu yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Flores Timur, kabupaten Ngada, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu dan Kabupaten Rote.
Pelaksanaan pasar murah ujar dia bisa dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten setempat, sesuai dengan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Karena itu pemerintah daerah tidak hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat saja pada saat bencana untuk membantu masyarakat, tetapi juga harus menggelar pasar murah sehingga masyarakat juga terbantu." ujar dia.
Menurut dia, mekanisme pelaksanaan pasar murah tidak sulit cukup berkoordinasi dengan pengusaha, atau para pedagang kebutuhan pokok untuk bersama-sama membantu warga kurang mampu.
Sementara itu terkait harga sembako di pasaran di Kota Kupang berdasarkan pantauan dinas terkait ditemukan bahwa harga cabai rawit, alami kenaikan sebesar Rp10 ribu dari semula per kilogramnya Rp60 ribu.
"Untuk semua jenis sembako harganya sudah normal atau standar kecuali cabai rawit yang mengalami kenaikan harga dari minggu lalu Rp60 ribu per kilo menjadi Rp70 ribu per kilo berdasarkan data hari ini," ujar dia.
Baca juga: KemenkopUKM genjot ekonomi NTT lewat pasar koperasi
Baca juga: Perumda Pasar Kota Kupang terapkan pembayaran retribusi daring
Baca juga: Presiden cek harga kebutuhan pokok di Pasar Danga
Kenaikan harga cabai rawit itu tidak terjadi di pasar tradisional di Kota Kupang saja, tetapi juga terjadi di sejumlah kabupaten di NTT.
Kenaikan harga cabai ini karena pasokan cabai berkurang, akibat minimnya curah hujan.