Larantuka (ANTARA) -
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan edukasi mitigasi bencana gunung api bagi para pelajar dari SD Inpres Hamahena yang melakukan tur belajar ke Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pentingnya edukasi kebencanaan gunung api sejak dini," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel ketika dihubungi dari Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, Selasa, (26/3/2024).
Edukasi tentang bencana gunung api diberikan kepada 29 pelajar yang melakukan kunjungan belajar, Senin (25/3).
Para pelajar dari kelas II hingga VI terbagi dalam dua kelompok dan masuk bergantian ke ruang pengamatan.
Mereka duduk melingkar, lalu Jeffry memberikan pertanyaan seputar gunung api. Para pelajar pun menjawab, lalu bertanya kepada Jeffry tentang hal-hal yang belum diketahui.
Jefrry mengatakan kegiatan pembelajaran kebencanaan itu menjadi momen untuk menanamkan pengetahuan bencana sejak dini.
Tentu saja metode yang digunakan disesuaikan dengan usia jenjang pendidikan dari para pelajar.
Jeffry berharap edukasi yang diberikan Badan Geologi itu dapat menjadi tambahan pengetahuan mitigasi bencana sejak dini.
Hal itu dinilainya penting karena para pelajar tersebut tinggal di daerah relokasi bencana Seroja beberapa tahun lalu.
Dengan adanya informasi terkait bencana, mereka pun dapat menyebarluaskan informasi mitigasi bencana secara sederhana kepada lingkungan sekitar.
"Kita berharap edukasi ini bermanfaat dan mereka dapat meneruskan informasi ini kepada keluarga dan lingkungan," kata Jeffry.
Guru SD Inpres Hamahena Wilfridus Usfinit mengatakan kunjungan belajar dilakukan agar para pelajar dapat mengetahui tugas-tugas dari para pengamat gunung api yang bekerja di pos pengamatan.
Selain itu para pelajar juga mendapatkan pengetahuan terkait bahaya letusan gunung api, hal yang harus dipersiapkan ketika terjadi letusan, dan alat-alat yang digunakan untuk memantau gunung api.
Sebelum melakukan kunjungan belajar, delapan orang guru bersama 29 murid itu berkunjung ke perpustakaan daerah untuk membaca buku referensi tentang gunung api.