Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak variatif seiring bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve menahan tingkat suku bunga acuannya.
IHSG dibuka menguat 43,73 poin atau 0,64 persen ke posisi 6.893,83. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 9,29 poin atau 1,08 persen ke posisi 872,16.
“IHSG hari ini (13/06) diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.800 sampai 6.880," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Kamis, (13/6/2024).
Dari dalam negeri, apabila diakumulasikan sejak awal tahun IHSG telah terkoreksi minus 5,81 persen, yang mengikuti saham Big Caps, yang tercermin dari indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing terkoreksi minus 11,10 persen dan minus 13,76 persen.
Aksi profit taking investor asing sejak awal tahun Rp10,81 triliun menjadi salah satu pemicunya.
Sementara itu, pelaku pasar juga mencermati pembahasan rencana APBN tahun 2025 antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan Komisi XI DPR, yang termuat dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2025.
Kemenkeu menegaskan APBN dapat dikelola dengan memprioritaskan 3 pilar utama, meningkatkan pendapatan, spending better dengan belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang prudent dan inovatif.
Dari mancanegara, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 tercatat 3,3 persen, atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,4 persen dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,4 persen.
Inflasi tersebut juga merupakan yang paling rendah dalam tiga bulan terakhir. Menimbang inflasi yang masih berada di atas target 2 persen, pertemuan FOMC pada Juni 2024 The Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25 sampai 5,5 persen.
Sikap Hawkish juga masih berlanjut, dimana pemangkasan suku bunga berpotensi hanya satu kali di tahun 2024 dari proyeksi awal sebanyak 3 kali. Nada ini membuat Wall Street ditutup bervariasi.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Rabu malam (12/06) sampai Kamis dini hari (13/06) waktu Indonesia, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi, sementara Dow Jones Index (DJI) terkoreksi, indeks S&P 500 (SPX) naik 45,71 poin atau 0,85 persen, ke posisi 5,421.03.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 26,40 poin atau 0,07 persen ke 38.903,10, indeks Hang Seng menguat 98,87 poin atau 0,55 persen ke 18.036,71, indeks Shanghai melemah 1,84 poin atau 0,06 persen ke 3.035,62, dan indeks Straits Times menguat 19,39 poin atau 0,59 persen ke 3.326,83.
Baca juga: IHSG diprediksi bergerak mendatar hari ini
Baca juga: IHSG berpotensi menguat menjelang putusan suku bunga The Fed
Baca juga: IHSG diprediksi mendatar seiring sentimen global
IHSG dibuka menguat 43,73 poin atau 0,64 persen ke posisi 6.893,83. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 9,29 poin atau 1,08 persen ke posisi 872,16.
“IHSG hari ini (13/06) diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.800 sampai 6.880," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Kamis, (13/6/2024).
Dari dalam negeri, apabila diakumulasikan sejak awal tahun IHSG telah terkoreksi minus 5,81 persen, yang mengikuti saham Big Caps, yang tercermin dari indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing terkoreksi minus 11,10 persen dan minus 13,76 persen.
Aksi profit taking investor asing sejak awal tahun Rp10,81 triliun menjadi salah satu pemicunya.
Sementara itu, pelaku pasar juga mencermati pembahasan rencana APBN tahun 2025 antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan Komisi XI DPR, yang termuat dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2025.
Kemenkeu menegaskan APBN dapat dikelola dengan memprioritaskan 3 pilar utama, meningkatkan pendapatan, spending better dengan belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang prudent dan inovatif.
Dari mancanegara, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 tercatat 3,3 persen, atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,4 persen dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,4 persen.
Inflasi tersebut juga merupakan yang paling rendah dalam tiga bulan terakhir. Menimbang inflasi yang masih berada di atas target 2 persen, pertemuan FOMC pada Juni 2024 The Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25 sampai 5,5 persen.
Sikap Hawkish juga masih berlanjut, dimana pemangkasan suku bunga berpotensi hanya satu kali di tahun 2024 dari proyeksi awal sebanyak 3 kali. Nada ini membuat Wall Street ditutup bervariasi.
Sementara itu, bursa saham AS Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Rabu malam (12/06) sampai Kamis dini hari (13/06) waktu Indonesia, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi, sementara Dow Jones Index (DJI) terkoreksi, indeks S&P 500 (SPX) naik 45,71 poin atau 0,85 persen, ke posisi 5,421.03.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 26,40 poin atau 0,07 persen ke 38.903,10, indeks Hang Seng menguat 98,87 poin atau 0,55 persen ke 18.036,71, indeks Shanghai melemah 1,84 poin atau 0,06 persen ke 3.035,62, dan indeks Straits Times menguat 19,39 poin atau 0,59 persen ke 3.326,83.
Baca juga: IHSG diprediksi bergerak mendatar hari ini
Baca juga: IHSG berpotensi menguat menjelang putusan suku bunga The Fed
Baca juga: IHSG diprediksi mendatar seiring sentimen global
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi variatif seiring The Fed tahan suku bunga