Artikel - Mengaktifkan otak kanan dalam kegiatan kepanduan

id pramuka, hari pramuka, gerakan pramuka, kegiatan kepanduan,hiburan Oleh Sizuka

Artikel - Mengaktifkan otak kanan dalam kegiatan kepanduan

Kegiatan Pramuka yang menyenangkan telah diperkenalkan sejak Sekolah Taman Kanak-kanak. ANTARA/Sizuka

...Seorang anggota Pramuka umumnya menonjol dalam sikap kepemimpinan dan kepeloporan, karena terlatih berorganisasi, mereka tergerak menginisiasi suatu kegiatan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat

JAKARTA (ANTARA) - Kegiatan kepanduan --di Indonesia kita kenal dengan Pramuka--, merupakan salah satu media pendidikan berbasis pengoptimalan otak kanan, yang mampu membangun kecerdasan siswa pada ranah afeksi. Maka bila sekarang ada remaja mengalami keluhan kesehatan mental, depresi, hingga memiliki ide bunuh diri, hampir pasti bukan dari mereka yang mengenyam pendidikan kepanduan.

Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum formal lebih berorientasi pada ranah kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan), yang bermain di wilayah otak kiri (IQ: intelectual quotient). Hasilnya, terkadang kita mendapati siswa atau anak yang pintar dan cerdas, serta fasih teknologi, tetapi pendiam, pemalu, tidak berani tampil di panggung atau bahkan ada yang minus dalam hal tata krama dan budi pekerti. Itu merupakan buah pendidikan berorientasi otak kiri yang tidak diimbangi dengan pengembangan otak kanan (EQ: emotional quotient).

Pramuka sebagai pelopor organisasi kepanduan di Indonesia, dinilai menjadi wahana pembentukan karakter siswa. Pada kegiatan Pramuka, peserta dilatih kepemimpinan, kerja sama, solidaritas, mandiri, dan keberanian dalam konsep belajar di luar ruang, yang menyenangkan.

Dengan konsep belajar yang atraktif, tidak heran Gerakan Kepanduan bentukan Lord Robert Baden-Powell itu memanen banyak peminat di kalangan anak muda dan cepat menyebar secara global, termasuk yang kita adopsi sebagai Pramuka di Tanah Air.

Letnan Jendral Baden Powell mendirikan Pramuka berdasarkan pengalamannya sebagai prajurit dan pemimpin militer selama Perang Boer di Afrika Selatan. Dari pengalaman itu ia menyadari pentingnya keterampilan hidup di alam terbuka dan kepemimpinan dalam membentuk karakter pemuda.

Awalnya, pada 1907 ia menyelenggarakan perkemahan eksperimental di Pulau Brownsea, Inggris. Sukses dengan eksperimen tersebut, Baden-Powell merilis buku "Scouting for Boys" pada tahun 1908, yang kemudian menjadi dasar panduan untuk Pramuka hingga sekarang.

Di Indonesia, Gerakan Pramuka resmi berdiri melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961 disertai penganugerahan Panji Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno. Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat luas pada tanggal 14 Agustus 1961, dengan Ketua Kwarnas pertama adalah Gusti Raden Mas (GRM) Dorojatun atau yang lebih kita kenal sebagai Sultan Hamengkubuwono IX. Seorang Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan) itulah yang kemudian dinobatkan menjadi Bapak Pramuka Indonesia.


Segudang manfaat