PKN STAN bekali manajemen keuangan bagi 24 BUMDes di Kupang

id pkn stan,bumdes,kabupaten kupang,ntt

PKN STAN bekali manajemen keuangan bagi 24 BUMDes di Kupang

Direktur Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (PKN STAN) Evy Mulyani (ANTARA/Bernadus Tokan)

"Jadi kurikulum sudah disiapkan. Isinya yang benar-benar dari dasar sampai dengan sebetulnya kalau ujungnya nanti memang sudah bisa di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP),"
Kupang (ANTARA) - Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) memberikan pembekalan tentang manajemen keuangan kepada para pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).


"Dalam dua hari ini materi dasar-dasar dulu yakni tentang aplikasi keuangan, nanti ada juga bagaimana untuk pengembangan kapasitas," kata Direktur Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) Evy Mulyani di Kupang, Selasa (15/10).

Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan usai pembukaan kegiatan bimbingan teknis program akselerasi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola keuangan BUMDes.

Kegiatan yang merupakan kolaborasi Kanwil DJPb NTT dengan Politeknik Keuangan Negara STAN tersebut diikuti 24 perwakilan BUMDes dari Kabupaten Kupang.

Menurut dia, dalam program pengabdian kepada masyarakat selama dua hari ini pihaknya akan fokus pada BUMDes dan UMKM dengan berbagai pertimbangan, karena dari sisi pengelolaan atau peningkatan kapasitas keuangan spesifiknya BUMDes ini ada kurikulumnya.

"Jadi kurikulum sudah disiapkan. Isinya yang benar-benar dari dasar sampai dengan sebetulnya kalau ujungnya nanti memang sudah bisa di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)," katanya.

Baca juga: DJPB sebut pemerintah pusat ingin menata BUMDes di NTT
Baca juga: Mendes: 18.850 BUMDes sudah berbadan hukum


Dia menambahkan sebetulnya ada paket pelatihan yang spesifik yaitu untuk kepemimpinan yang arahnya adalah bagaimana sebenarnya amanah yang diberikan harus dijalankan, sehingga pada akhirnya tujuan kita untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dari pembentukan BUMDes ini dapat tercapai.

Memang situasinya tidak sederhana karena adanya pergantian kepemimpinan di desa, suasana politik dan lain-lainnya tetapi semangat untuk melakukan perbaikan harus tetap jalan.

"Kami tetap menggunakan seluruh kurikulum dalam pelatihan dua hari ini karena begitu spesifik. Kita akan bicara akuntansi keuangan, pengembangan bisnis sampai dengan nanti ada juga untuk kepemimpinan," katanya.